Sebelumnya, saya belum pernah setakut ini dalam konteks hal ini. Entah mengapa, mendengarnya saja membuat saya berubah jadi takut, khawatir lebih tepatnya. Waktu saya yang tersisa hanya 27 hari lagi untuk persiapan UN!! 27 hari lagi bukan waktu yang lama.
Rasa-rasanya baru kemarin saya menulis di kalender, 63 hari lagi menuju UN dan hari ini waktu yang tersisa tinggal 27 hari lagi. 36 hari sudah saya lewati penuh dengan kesia-siaan. 36 hari itu saya berubah menjadi orang yang sangat malas. Berleha-leha, menganggap semuanya gampang. Dan hari ini, saat waktu saya tersisa 27 hari lagi saya baru menyadari bahwa saya dalam kesia-siaan. Miris.
Tadi, mungkin ada sekitar 30 menit, anak-anak kelas IPA dari IPA 1-6, dikumpulkan di Audit. 30 menit itu diisi dengan pengarahan oleh Pak Didi dan Bu Nani. Beliau bilang, UN bukan 20 paket lagi, melainkan 30 paket! Dan semua pengawasannya akan diperketat. Sulit, untuk sekolah "intervensi" dalam hal ini. Beliau bilang, "Kerjakan sama diri kalian sendiri, percaya sama diri kalian sendiri." |"Untuk hasilnya yaa akan apa adanya, sesuai dengan hasil kalian" | "Kalaupun gak bisa, kasarnya kalian hitung kancing".
Masih banyak kata-kata beliau yang membuat saya membayangkan betapa "wow" nya UN tahun ini. Dulu, saat orang-orang ribut takut karena UN 20 paket, saya masih santai saja. Dalam hati, saya bilang, "dibayangin sih susahnya dan 20 paketnya itu". Kali ini, benar saya baru merasakan betapa mengkhawatirkannya UN tahun ini. Betapa menakutkannya 30 paket. Betapa ketatnya pengawasan dan segala hal yang mengkhawatirkan lainnya. Jujur, saya takut.
Takut, khawatir, atau belum siap? Ketakutan dan kekhawatiran muncul karena kurangnya kesiapan. Masih ada waktu 27 hari lagi untuk mengejar ketertinggalan!
Sedikit mengkritisi, mungkin banyak yang gak suka dengan kebijakan pemerintah yang seperti ini atau ada yang bilang gak paham dengan sistem pendidikan sekarang. Atau juga ada yang bilang, pemerintah gak percaya terhadap para pelajarnya, sehingga dibuat sistem yang menurut kami, rumit.
Saya setuju kalau sistem pendidikan Indonesia sekarang ini memang carut marut, sama saja dengan berbagai bidang lainnya yang penuh masalah dan belum terselesaikan. Tapi, saya gak setuju kalau sistem 30 paket ini dibuat karena pemerintah tidak percaya terhadap pelajarnya. Justru, dibuat 30 paket ini untuk menguji seberapa mampukah para pelajar Indonesia.
Kembali lagi kepada pelajar Indonesia sendiri untuk belajar dan belajar dan memercayai diri sendiri. Saya rasa 30 paket juga berat untuk kami. Atau sebaiknya UN ditiadakan? Sepertinya begitu. Daripada UN penuh intrik dan sudah jadi rahasia umum semua intrik tersebut. Masih ada cara lain, untuk mengukur kapabilitas pelajar Indonesia disamping UN.
Dulu, saat saya SMP, UN tidak semenakutkan ini. Tapi, SMA ini, jujur hari ini saya merasakan UN menakutkan, mungkin karena kesiapan saya maish jauh sekali dari 100%.
Saya tau, bukan menakutkan, tapi kurang persiapan. 27 hari mengejar ketertinggalan! Semoga dimudahkan, amin. Bismillaaaah.....