Menonton sebuah film bukan lah sebuah hal yang benar-benar saya sukai. Biasa saja. Aneh? Tidak juga. Toh semua di alam ini memang relatif. Ada yang disukai dan ada yang tidak disukai. Apa jadinya kalau semua orang suka pada satu hal yang sama. Mungkin malah kesetimbangan tidak ada? Well, anggap hal ini wajar saja. Suka dan tidak suka, gemar dan tidak gemar, tertarik dan tidak tertarik semua wajar dan relatif.
Satu hal yang membosankan bagi teman-teman saya adalah saat : "Eh nonton yuk! Film apa?" Sepertinya hanya saya yang punya opsi untuk nonton film Indonesia dan sad ending. Entah lah terkadang juga aneh kenapa saya tidak begitu suka film barat dengan actionnya atau pun konpirasinya. Bukan tidak suka, sepertinya hanya saya kurang "mau" untuk mencoba. Jujur saja, terpaku pada satu hal yang sudah sangat saya sukai lebih menjadi opsi ketimbang mencoba hal yang baru.
Sama halnya seperti mendamba Nicholas Saputra. Pertama kali menonton Ada Apa dengan Cinta, melihat Nicholas Saputra, dan......suka! Diantara banyaknya aktor yang ada, Nicholas Saputra tetap yang paling kharismatik dan keren. Entah bagaimana, bagi saya Nicholas Saputra selalu terlihat introvert dan saya selalu suka itu. Dalam film Gie pun, penokohan Nicholas Saputra setipe dengan di film AADC. Tidak ada yang jadi masalah, Nicholas Saputra tetap menjadi yang paling introvert dan kharismatik bagi saya. Rasa-rasanya mendamba Nicholas Saputra adalah opsi yang terbaik diantara ribuan opsi untuk mendamba aktor lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar