Sabtu, 20 Oktober 2012

Puisi

Hello bloggeriest :)

Sebagai orang Indonesia seharusnya kita suka terhadap pelajaran Bahasa Indonesia. Karena dalam pelajaran Bahasa Indonesia, kita akan diajarkan tata cara menulis, membuat kata yang baik dan benar, dsbnya. Sayangnya, kebanyakan dari materi pelajaran Bahasa Indonesia malah gue gak suka-_-

Gak tau kenapa, males aja saat harus mencari ide pokok kalimat lah, gagasan pokok kalimat lah (itu bedanya apa?), belom lagi bacaannya panjang panjaaaaang. Terkadang bikin bingung pelajaran Bahasa Indonesia itu-,-"

Tapi, ada satu materi dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang gue suka, yaitu Puisi. Jadi minggu ini tuh, di Sekolah lagi ada tugas buat Puisi. Asik aja saat kita bisa berimajinasi lewat kata-kata dan menghasilkan sebuah kumpulan kata-kata hasil karya sendiri. 

Memang, gue belum mahir dalam merangkai kata-kata menjadi sebuah puisi. Tapi gue coba untuk bisa merangkai kata-kata. Setidaknya, gue sendiri bisa menikmati kata-kata yang gue buat :D
Berawal dari suka baca-baca puisi orang dan menganalisis isi puisi tersebut dan akhirnya sampai materi puisi ini di pelajaran Bahasa Indonesia, gue dituntut untuk bisa membuat puisi.

Berikut puisi hasil karya imajinasi gue, enjoooooooy :D
 
*
Berdiri tegak di atas cokelatnya bumi
Diterpa keringnya deru angin berseliweran
Disembur air bah deras musim hujan
Byuuur....byuur begitu bunyinya
Atau tik...tik...tik sesekali ku dengar seperti itu
Dijatuhi putihnya salju lembut nan dingin
Hujan, salju, dan kering ku lewati
Aku masih bisa kokoh layaknya Liberty
Mengancungkan satu jari menantang Amerika
Namun sendu datang
Hijauku luruhseperti maple yang berterbangan
Aku rapuh
Namun akarku tetap mengokohkanku

*
Di kala malam menyelimuti 
Aku bermimpi berdansa dengan Yurri Gagarin
Menerobos si Planet biru
Melewati Alpha Century
Wuzzz.....
Secepat kilat, ulang alik berlalu
Aku melihat sebuah titik kecil dari luar angkasa
Itu bumiku, Indonesia
Kata Pandji Pragiwaksono, "Bisakah kita optimis akan Indonesia?"

*
Aku ingin terbang bersama Aladdin
Berkelakar di atas karpet merah
Menembus cakrawala yang luas
Membunyikan suara gemuruh lonceng
Ting....ting....ting....ting.....
Ramai
Seperti ramainya di Tokyo Disneyland
Hanya itu yang ku inginkan
Ramai

Kamis, 04 Oktober 2012

Study Abroad, Will you?

Hello bloggeriest :)

Kalo ditanya, siapa yang mau study abroad? hayooo pasti kebanyakan dari kita pengen banget tuh yang namanya coba study abroad. Siapa juga yang gak mau study abroad. Pertanyaan yang retoris. Pertimbangan untuk study abroad itu banyak, salah satunya adalah pengalaman yang akan didapat selama berdomisili di negara destini, pengalaman belajar, pengalaman melewati musim-musim yang berbeda, dsbnya.

Begitu pun dengan gue. Gue adalah seorang anak SMA tingkat akhir yang sedang mempertimbangkan dan meraba masa depan. Mau dibawa kemana masa depan gue? Mau lanjut kemana? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang menyesaki otak. Berbagai tawaran tempat kuliah sudah banyak, Universitas ini lah itu lah. Dan tak jarang tanpa pikir panjang gue ikut weh, daftar weh Universitas yang lagi promo. Kesel juga sih bahkan banget sama diri sendiri. Gue masih terombang-ambing. Belum bisa nentuin dan prioritaskan apa yang memang seharusnya gue prioritaskan. Bukan sekedar ikut-ikuta teman! Memang terkadang labil-_-
I should be mature in my old now and can decide what I need not what I want.

Akhirnya pada suatu hari, ada sebuah Perusahaan penyalur siswa-siswa lulusan SMA yang ingin study abroad promo di kelas. Dengan keapikan promonya, siapa juga yang gak terlena dan pengen banget kuliah di luar negeri. Begitu pun dengan gue. Sebagai follow up promonya di kelas itu, kita harus beli tiket untuk seminar lebih lanjut mengenai study abroad. Tertarik? Bangeeeeeet. Tanpa pikir panjang, gue beli tiket itu dan blm ngomong sama orang tua dan minjem uang temen pula ckck-_- tuh kan lagi-lagi gue tuh labil. Poor me h,h

Di rumah, gue berbincang-bincang lagi dengan orang tua. Mama, keukeuh nolak untuk gue study abroad. Sedangkan Papa, samar-samar sih tapi kayaknya mendukung. Pertimbangan Mama tuh banyak banget : jauhlah, takut sakit-sakitan lah, biaya hidup mahal, takut jarang pulang ke Indonesia lah, banyak lah pokoknya.Dan saat itu gue yang masih kebawa emosi, dengan semangat mengebu-gebu mau coba study abroad mencoba untuk menangkal anggapan Mama dan membela diri bahwa gue bisa kuliah di luar negeri!

Tibalah hari gue ikut Seminar Kuliah di Luar Negeri. Seru sih seminarnya tapi effectnya biasa aja. Walaupun effectnya biasa aja, tapi tetep aja gue tetep mau kuliah ke luar negeri. Dan pada suatu hari entah kenapa gue berubah pikiran. Jadi, seorang teman sms gue nanyain kapan gue konsul selanjutnya untuk kuliah ke luar negeri itu.Gue balas : I've decided to stay in INA for College.

Hari-hari setelah Seminar itu merubah pikiran gue untuk gak kuliah di luar negeri dan tetap menetap di Indonesia. Kenapa begitu? Gue pun sempat bingung. Pokoknya gue berubah pikiran dan ingin tetap kuliah di Indonesia.Setelah gue pikirkan, ada benarnya juga perkataan Mama tempo hari. Banyak kendala yang harus dihadapi dan resiko yang harus siap ditanggung.Dan yang jelas, gue blm siap udah pisah jauuuuuh dari keluarga :')

Mungkin orang-orang yang kuliah di luar negeri selain mencari ilmu, pengalaman juga merupakan suatu kebanggan tersendiri bagi mereka dan itu juga membuat mereka bahagia. Bisa berkenalan dengan orang-orang dr ras yang berbeda-beda, culture yang berbeda, gaya pembelajaran yang berbeda, dan kualitas pendidikan yang lebih baik, dsbnya.

Dulu, Ketika emosi mengontrol diri gue, gue juga mikir gitu.

Tapi, lambat laun gue ngerti bahagia bukan karena gue bisa kuliah ke luar negeri dan dibanggakan banyak orang. Tapi bahagia adalah saat gue tetap bisa di Indonesia dan berdekatan dengan Mama, Papa, Abang, Yazid, dan keluarga gue yang lainnya. Nothing valueable except them ;")

Kenapa gue harus kalah dengan orang-orang yang kuliah di luar negeri? Gue bahkan bisa membangun bangsa ini bersama teman-teman yang lain dan tetap di Indonesia. Kalo ada yang bilang, biaya pendidikan di Indonesia itu mahal, pinter-pinternya aja kali nyari beasiswa! Show up your dedicated for INA!

Tapi balik lagi ke pilihan masing-masing. Dan ini pilihan gue untuk tetap di Indonesia. 

NB: Gue sangat ingin ke luar negeri ketika mendapatkan beasiswa melanjutkan studi S2/S3 ataupun pertukaran pelajar :DDD Semoga tercapai, Amin. My God always hears my willing.

Senin, 01 Oktober 2012

wake me up when September ends-

AKU INGIN

Aku ingin terbang sebebas merpati
Menembus cakrawala
Menyertakanmu dalam petualanganku

Aku ingin tunjukkan kepadamu
Betapa indahnya cakrwala bila diraih bersama
Tak ada yang lebih indah dari itu

Namun,
Aku pun ingin hujan turun deras, sederasnya
Menerpa jejak langkah yang terukir
Menghapus jejak langkahmu
Terasingkan, terbang, dan hilang

Mengapa yang ku inginkan begitu kontradiksi?
Entahlah,

Tuhan, tunjukkan secepatnya dimana kau seharusnya berada....

Sabtu, 08 September 2012

Mudik itu Seni

Hello bloggeriest :)

Kebanyakan orang Indonesia saat Idul Fitri akan tiba, melakukan mudik a.k.a pulang kampung. Mudik ini biasanya dilakukan oleh kaum urban. Sebenarnya dari mana kah asal usul mudik? Dalam pergaulan masyarakat Betawi terdapat kata "mudik" yang berlawanan dengan kata "milir". Bila mudik berarti pulang, maka milir berarti pergi.

Kata "milir" merupakan turunan dari "belilir" yang berarti: pergi ke Utara. Dulu, tempat usaha banyak berada di wilayah Utara - lihat sejarah Batavia dan Sunda Kelapa. Karena itulah kata "mudik" bermakna: Selatan. Sehubungan dengan kata ini, pendapat lain mengungkapkan bahwa kaum urban di Sunda Kelapa sudah ada sejak abad pertengahan. Orang-orang dari luar Jawa mencari nafkah ke tempat ini, menetap dan pulang kembali ke kampungnya saat hari raya Idul Fitri tiba. Karena itulah, kata "mudik" dalam istilah Betawi juga mengartikan "menuju udik" (pulang kampung). Selebihnya klik disini.

Gue dan keluarga adalah salah satu dari sekian banyaknya kaum urban yang datang ke Cikarang untuk mencari peruntungan disini. Berhubung kami berasal dari sebuah pulau yang kecil yaitu Pulau Bangka, kalo Idul Fitri, yang namanya mudik itun pilihan yang sulit. Kenapa? Soalnya banyak kendala, dari segi financial lah, jarak lah, waktu tempuh, sarana nya juga. Banyak yang harus dipertimbangkan. Bisa-bisa tuh mudik 5 tahun sekali! Kebayang, betapa gue sangat kangen dengan Pulau Kecil satu itu.

Tapi, Alhamdulillah Idul Fitri kemarin, kami bisa pulang kampung juga ke Bangka.What a great mercy \m/ dan kalian tau kita mudik naik apa? naik mobil! dan menghabiskan waktu selama 3hari. Tapi, itulah seninya :D
Buat, yang belum tau Pulau Bangka dimana, nih ada petanya dan rute perjalanan mudik gue kemarin
Gimana? great yaa._.hehehe. Tapi, serius, asiiiiiiiik bangeeeeeeeeet. Dari Jakarta-Merak-Bakauheni-Lampung-Palembang-Bangka.
Melewati Lampung dan Palembang, ngeliat "culture" wilayah tersebut yang beda satu sama lain. Ah, pokoknya asiiiik lah~

Saat kita udah sampai di Kampung, itu adalah puncak kebahagiaan. Ketemu Nenek, Bibi, Mak Cik, Pak Cik, Abang-Abang serta Ayuk-Ayuk di Bangka sana. Main ke Kolong (Sebutan untuk sungai kecil hasil tambang timah), ke Pantai. 5hari disana terasa kuraaang banget. Gue masih sangat ingin menghabiskan waktu disana. Beda banget sama suasana Cikarang. Entah kenapa, sampai saat ini gue masih kangen dan selalu ingin kembali ke Bangka.
Maybe later, I'll be there (y)

Hari ketiga di Bangka. @Pantai Matras. An Amazing Beach!

Saat di Pelabuhan Bangka, akan balik ke Cikarang. Tuh liat bawaan di bagasinya. gede banget._.

View of Matras Beach. Wanna go there? You must!

Nah ini nih yang namanya Kolong. Sebenernya, airnya jernih loh dan bagus. Asik buat nyuci haha

Hari pertama lebaran, ada fenomena apa gitu.

Saking lelahnya, sampe tidur di mobil haha.

I am in Matras Beach. Nice pict ;)

Kapal di Bakauheni

Welcome to Babel 2012 :)


 Gimana? Asik kan. Itulah seninya mudik naik mobil ke luar pulau Jawa. Buat yang belom pernah mudik keluar pulau Jawa, ayooo mudik dong atau jalan2 gitu naik kapal. Cobain deh, ketagihan palingan wkwkwk XD
 

Sabtu, 11 Agustus 2012

FILOSOFI TELUR, WORTEL, DAN KOPI




Hi bloggeriest :)

Filosopi mengenai telur, wortel, dam kopi ini gue dapatkan pada saat mentoring Rohis bersama kak Dwi. Lucu sih tapi ngena juga xixi

Telur adalah salah satu sumber protein yang memiliki kulit berwarna cokelat atau putih. Ukurannya juga bervariasi. 

Wortel adalah salah satu sayuran yang berwarna jingga dan kaya akan vitamin A

Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi.

Dari ketiganya, mana yang kalian pilih dan sukai? Sebelum memilih, lihat sedikit ulasan filosofi dari telur, wortel, dan kopi ini.

Telur, jika direbus yang tadinya berbentuk cair kental menjadi keras. 
Artinya, jika mental kita tadinya lemah lalu saat diberi masalah kita menjadi keras atau malah memberontak. Makanya, jangan lah menjadi telur yang malah menjadi keras kepala atau memberontak saat ada masalah. 

Wortel, jika direbus yang tadinya keras jadi lunak.
Artinya, jika kita yang tadinya teguh pendirian atau kuat saat diberi masalah malah menjadi lembek atau bermental tempe. Itu juga tidak baik. 

Kopi, jika ditambah dengan air panas akan menjadi minuman yang enak dan sedap wanginya.
Artinya, kalau kita diberi masalah kita tetap cair dalam arti tenang sehingga menghasilkan suatu keputusan yang baik (wangi yang sedap)

Jadi, mana yang alian pilih?



Yang Konstan itu Perubahan

Heraclitus bilang :
Perubahan adalah satu-satunya hal konstan di dunia ini. Everything changes
Dalam beberapa tahun ke depan, akan ada pusat perbelanjaan baru yang dibangun di tengah kota. Teman-teman sekelas kita akan meninggalkan kota ini untuk kuliah. Orang-orang datang dan pergi. Sesuatu yang dulunya begitu penting, mungkin nggak akan terlalu berharga di masa depan. Ironis, tapi itulah yang terjadi."

Begitu lah salah satu kutipan dari filosofi perubahan dalam novel Truth or Dare karya duet Winna Efendi dan Yoana Dianika.

Ya, sesuatu yang dulunya begitu penting, mungkin nggak akan terlalu penting di masa depan. Atau bahkan sebaliknya, sesuatu yang dulunya tidak begitu penting, mungkin akan menjadi sangat penting di masa depan. Its not Everything Changes but Nothing Impossible to Changes. At least, i get it. 

Memang benar, semua mungkin aja untuk berubah. Teman-teman SD kita yang dulunya kita kenal sebagai seorang yang pendiam, setelah bertemu saat reuni dia berubah menjadi orang yang sangat tidak kita kenal saat SD. Dia menjadi sangat hiperaktif. Lain lagi, kampung halaman kita yang dulunya sangat asri masih dipenuhi oleh pemandangn sawah, beberapa tahun kemudian sudah berubah menjadi kota metropolis yang ironi. Bahkan perubahan dapat terjadi terhadapa siapa aja, kapan saja, dan dimana saja menyergap tanpa peringatan. Tak terkecuali dengan diri kita sendiri.

Hidup bisa berubah 180 derajat
Setidaknya itu kesimpulan yang gue ambil saat jam pelajaran Bahasa Indonesia hari Jum'at lalu. Guru Bahasa Indonesia, Bu Ninik bercerita sedikit tentang perubahan yang mungkin saja terjadi pada setiap orang. Ceritanya kurang lebih seperti ini :
Dulu ada 2 murid yang duduk sebangku. Sebut saja murid A adalah anak orang kaya. Sedangkan murid B adalah anak orang tidak mampu. Murid B ini harus berganti seragam dengan adiknya sehingga dia selalu datang telat. Nah, murid A selalu membantu temannya itu. Sampai akhirnya mereka reuni. Tak disangka, murid B yang dulunya miskin bahakn harus berganti seragam dgn adiknya menjadi seorang wirausaha sedangkan murid A yang dulunya selelu membantu murid B hanya menjadi seorang tukang becak.

Hm, betapa semua dapat terjadi dan berubah kepada siapa saja. 

Begitupun dengan gue. Semua orang berharap selalu dapat berubah dari hal yang buruk menjadi hal baik. Namun, lagi lagi nasib dan diri kita sendiri yang menetukan. Mau dibawa kemana masa depan kita? Yang baik atau yang buruk?

Saat ini gue sedang duduk di bangku kelas 3 SMA. Suatu jenjang yang dibilang sudah matang dan sangat dewasa untuk dominan menentukan alur hidup kita sendiri. Kelas 3 SMA itu masa-masa nya galau. Bukan galau untuk hal yang aneh. Tapi galau untuk menentukan mau kuliah dimana, setelah itu mau jadi apa, mau masuk jurusan apa, dan sgala hal mengenai masa depan yang merisaukan.

Diantara banyak kerisauan itu, apapun dapat merubah keinginan dan mimpi kita dalam menggapai masa depan. Gak selamanya jalan mulus pasti ada tanjakan ataupun lubang yang mengganggu.
Bisa aja, dia dari kelas 1 SMA selalu mendapatkan ranking, menjadi kebanggaan guru2 dan teman2nya tapi sama sekali tidak diterima di PTN manapun atau bahkan sebaliknya yang dulunya tidak pernah disangka-sangka, malah dia diterima di PTN harapan banyak orang.

Banyak yang bilang itu hoki. Ya, bisa dibilang begitu. Tapi, semua ada hikmah dan alasannya mengapa setiap orang menerima yang berbeda-beda. Hokinya seseorang bukan hanya sekedar hoki, ada hikmah dan alasan mengapa Tuhan memberikan kemudah untuk dia. Itu yang harus dipahami.

Dari banyak wejangan dan kisah-kisah yang udah gue denger, gue banyak mendapat input yang berharga, yaitu :
  1. Apapun dapat terjadi terhadap diri kita baik buruk atau baik. Maka, bersiaplah untuk yang terburuk dan bersiaplah untuk menjdi yang terbaik
  2. Hidup bisa berubah 180 derajat. Itulah nasib. Namun nasib dapat kita ubah, tergantung bagaimana kita ingin mengubah nasib itu
Segala kerisauan di kelas 3 SMA sebenarnya hanya satu kuncinya. 
Banyak berdoa dan memohon pada Yang Kuasa. 

Klise? Memang tapi itu kuncinya. Karena saat kita memohon dan berdoa, Dia akan mendengar dan mengijabah doa kita. Kalaupun, tak kunjung dikabulkan, mungkin doa kita akan diganti dengan yang lain. Bila tak kunjung dikabulkan, suatu saat pasti akan dikabulkan.

Selamat berjuang dan jangn lupa berdoa. Semoga perubahn yang baik yang akan terjadi ;)