Senin, 18 Maret 2013

Setakut ini

Sebelumnya, saya belum pernah setakut ini dalam konteks hal ini. Entah mengapa, mendengarnya saja membuat saya berubah jadi takut, khawatir lebih tepatnya. Waktu saya yang tersisa hanya 27 hari lagi untuk persiapan UN!! 27 hari lagi bukan waktu yang lama.

Rasa-rasanya baru kemarin saya menulis di kalender, 63 hari lagi menuju UN dan hari ini waktu yang tersisa tinggal 27 hari lagi. 36 hari sudah saya lewati penuh dengan kesia-siaan. 36 hari itu saya berubah menjadi orang yang sangat malas. Berleha-leha, menganggap semuanya gampang. Dan hari ini, saat waktu saya tersisa 27 hari lagi saya baru menyadari bahwa saya dalam kesia-siaan. Miris. 

Tadi, mungkin ada sekitar 30 menit, anak-anak kelas IPA dari IPA 1-6, dikumpulkan di Audit. 30 menit itu diisi dengan pengarahan oleh Pak Didi dan Bu Nani. Beliau bilang, UN bukan 20 paket lagi, melainkan 30 paket! Dan semua pengawasannya akan diperketat. Sulit, untuk sekolah "intervensi" dalam hal ini. Beliau bilang, "Kerjakan sama diri kalian sendiri, percaya sama diri kalian sendiri." |"Untuk hasilnya yaa akan apa adanya, sesuai dengan hasil kalian" | "Kalaupun gak bisa, kasarnya kalian hitung kancing". 

Masih banyak kata-kata beliau yang membuat saya membayangkan betapa "wow" nya UN tahun ini. Dulu, saat orang-orang ribut takut karena UN 20 paket, saya masih santai saja. Dalam hati, saya bilang, "dibayangin sih susahnya dan 20 paketnya itu"Kali ini, benar saya baru merasakan betapa mengkhawatirkannya UN tahun ini. Betapa menakutkannya 30 paket. Betapa ketatnya pengawasan dan segala hal yang mengkhawatirkan lainnya. Jujur, saya takut.

Takut, khawatir, atau belum siap? Ketakutan dan kekhawatiran muncul karena kurangnya kesiapan. Masih ada waktu 27 hari lagi untuk mengejar ketertinggalan! 

Sedikit mengkritisi, mungkin banyak yang gak suka dengan kebijakan pemerintah yang seperti ini atau ada yang bilang gak paham dengan sistem pendidikan sekarang. Atau juga ada yang bilang, pemerintah gak percaya terhadap para pelajarnya, sehingga dibuat sistem yang menurut kami, rumit.

Saya setuju kalau sistem pendidikan Indonesia sekarang ini memang carut marut, sama saja dengan berbagai bidang lainnya yang penuh masalah dan belum terselesaikan. Tapi, saya gak setuju kalau sistem 30 paket ini dibuat karena pemerintah tidak percaya terhadap pelajarnya. Justru, dibuat 30 paket ini untuk menguji seberapa mampukah para pelajar Indonesia. 

Kembali lagi kepada pelajar Indonesia sendiri untuk belajar dan belajar dan memercayai diri sendiri. Saya rasa 30 paket juga berat untuk kami. Atau sebaiknya UN ditiadakan? Sepertinya begitu. Daripada UN penuh intrik dan sudah jadi rahasia umum semua intrik tersebut. Masih ada cara lain, untuk mengukur kapabilitas pelajar Indonesia disamping UN.

Dulu, saat saya SMP, UN tidak semenakutkan ini. Tapi, SMA ini, jujur hari ini saya merasakan UN menakutkan, mungkin karena kesiapan saya maish jauh sekali dari 100%.

Saya tau, bukan menakutkan, tapi kurang persiapan. 27 hari mengejar ketertinggalan! Semoga dimudahkan, amin. Bismillaaaah.....

Hello You, 18th!

Hey bloggeriest :)

Sabtu, 16 Maret 2013. Umur gue 18 tahuuuuun, yeay 18! Alhamdulillah masih dikasih sampai 18 tahun kayak sekarang. Yah tua deh haha bukan tua tapi udah dewasa, amin semoga bisa begitu. 
Buat yang udah ngucapin, makasih banyak semuanyaaa :)

Sabtu kemaren tuh, abis NF, gue, Nita, Siti, Deppy, Husen, sama Arif ngobrol-ngobrol dulu di masjid depan NF. Apa aja diobrolin sampe masa depan juga. Ah, gak kerasa masa SMA udah mau berakhir aja. Bentar lagu kuliah dan kita bakal pisah. Sampai ketemu di puncak kesuksesan, kawan! ;) When we meet again, still showing your shine, guys :')

18 tahun, semoga bisa jadi berkah dan dilancarkan semuanya. UN, SNMPTN Undangan semuanya dilancarkan dan ditunjukkan kepada yang terbaik, amin ya Allah.

The last, thanks for my beloved fam and my besties {}


Rabu, 20 Februari 2013

Sepi

Terasa sepi, nyatanya ramai. Orang-orang tertawa, berbicara, musik mengalun keras, suara derap sepatu kesana kemari memperlihatkan kesibukan masing-masing. Saya duduk di pojok sana, menutup telinga dengan headset, bersandar pada dinding, dan mengeraskan volume musik yang saya dengar. Pura-pura mendengarkan, nyatanya saya tak tahu musik apa yang sedang saya dengarkan.

Pikiran saya terbang jauh, pergi entah kemana, belum kembali sampai saat itu. Rasanya saat itu, saya tidak mau banyak orang di dekat saya. Saya tak mau mereka berbincang apa yang tidak ingin saya dengar. Saya hanya mau sepi. Sendiri.

Saya ini begitu kontradiktif. Ya, saya akui. Saya menyukai organisasi, berbaur dengan orang banyak menyatukan visi mencapai tujuan, beropini. Tapi, terkadang saya tak ingin banyak orang di dekat saya dengan keadaan saya sedang tidak nyaman. Bilang saja, saya itu moody. Ya, memang. Sesuatu hal yang belum bisa saya ubah sampai sekarang. Moody.

Terkadang pemikiran idealis tak bisa berbaur dengan pergaulan sehari-hari dengan teman. Sulit untuk menggabungkannya. Bergaul ya bergaul, ngobrol hal yang menyenangkan bukan beropini. Saat beropini pasti akan berdebat, bukankah memang begitu? tapi, tetap saja itu gak "klop" di hati saya.

Yah, pada akhirnya saya memang terkadang bisa menjadi sangat introvert, seperti sekarang ini.Saya tau harus berlari kemana kalau sudah seperti ini. Berlari ke kamar, menyumpal telingan dengan headset, mengeraskan volume musik, dan berbaring. Lalu semua akan terasa lebih baik.

Senin, 18 Februari 2013

Teman Hidup (Memoir)

Hey bloggeriest :)

Hampir 18 tahun gue terlahirkan di dunia ini. Alhamdulillah sekali masih diberi waktu menuju 18 tahun untuk terus bernafas, merasakan indahnya dunia, dan bertemu dengan orang-orang hebat di hidup gue ini. 18 tahun, angka yang sudah cukup di bilang dewasa. Eh gak juga deng, 18 tahun itu malah masa transisi. Transisi dari labil menjadi tidak labil, dari suka ngegalau jadi ngurangin galau, dan transisi yang lainnya ;D Udah bisa dibilang dewasa belum ya kalo gitu? hehe-,-

Hampir 18 tahun hidup gue ini, hampir 12 tahun juga gue habiskan dan lewati di masa-masa sekolah. Dari TK, SD, SMP, SMA, dan sebentar lagi kuliah. Yeaaaaaaay \m/ Welcoming me UI ;DD

Okey, bahas dari TK dulu. Memori untuk TK gak begitu inget, ya karena emang pas TK baru 6 tahun jadi wajar aja kalo lupa lupa inget. Namanya TKIT Ulil Albab, lokasinya di Perum Regensi. Masuk Tk tahun 2000. Gak banyak teman yang gue inget di TK ini. Cuma Lani, Agi, Husni. Udah-_- Belakangan gue tau kalo temen sekelas gue namaya Kartika dulu juga satu TK sama gue hihi dunia emang sempit(lagi). Untuk mengingat memori tentang TK, foto berikut bisa menyegarkan ingatan gue. Hayoooo, where am I? Find me :D



Berlanjut ke masa SD. 6 tahun gue sekolah di SDIT Nurul Fajri. Bagi gue, masa SD itu masa yang paling unik, lucu, dan asik juga. Masa-masa yang gak terlupakan. Di SDIT Nurul Fajri itu gue dan teman-teman adalah angkatan ke-2. Jumlah siswa satu angkatan cuma sekitar 44 orang.Tapi, bisa dibilang pembentukan karakter gue dimulai di SD ini, disamping didalam keluarga. Di NF, gaya pembelajarannya asik. Guru-gurunya juga asik, udah kayak temen, gak ada kesenjangan. Selain itu juga, acara-acara SD juga keren-keren dan variatif kayak Mabit, Persami, Pesantren Ramadhan, dsbnya. Asik-asik pokoknya. Suasana kekeluargaannya juga erat. Gak heran, sampai sekarang kita masih suka reuni. Walaupun, pas reuni pasti semuanya jadi beda, temen-temennya jadi beda sifatnya, penampilannya. Dan kalo inget, cerita-cerita masa SD yang masih cupu, itu lucu-lucu banget .Hem, coba review dulu kelas berapa aja di SD---> 1A, 2A, 3B, 4B, 5A, 6B. Yeay, masih inget :D

Di Nurul Fajri ini, gue pasti punya sahabat. Namanya Prima dan Nadia. Sampai sekarang kita masih bersahabat walaupun gak berdekatan lagi. Dulu, kita tuh namain kita bertiga, Tiga Serangkai.


Nama lengkapnya Azizah Prima Ghanie. Biasa dipanggil Prima. Lahir 13 Maret 1996. Beda 1 tahun kurang 3 hari sama gue. Hm, opini tentang Prima: Dulu, pas SD, diantara gue dan Nadia, Prima itu ibaratnya orang penengah dan mungkin selalu dalam posisi serba salah. Saat gue dan Nadia berantem, pasti prima yang bingung mau berpihak ke siapa hehehe. Dia juga mandiri, hampir 6 tahun di Bogor dan berjauhan dgn orangtuanya, dia bisa jaga diri dan baik-baik aja. Selain itu juga, orangnya baik, care, cheerful, rame, seru lah pokoknya. Prima juga punya potensi yang besar dalam seni ;) dan yang terpenting, she still be my bestiest until now and forever. Thankyoooouuuuu prim ;)

Namanya Nadia Kurnia Pangastuti. Biasa dipanggil Nadia atau Nana. Nah ini dia, temen berantem masa SD hahaha, kalo Nana matanya yang sinis kalo gue, mukanya yang jutek. Jadi kita punya ciri khas masing-masing kalo lagi marahan wkwkw, tapi itu dulu loh ya. Nana berpotensi besar di bidang Sains, tapi unpredictable, pasa SMA dia malah ambil jurusan IPS karena emang dia mau menjadi seorang Psikolog, amin. Good decision, na :) Nana orangnya baik, pendengar yang baik, care, pokoknya baik ;D Setelah berpisah dari SMP sampai SMA, semoga kita dipertumukan di kampus impian yang sama, UI. Welcoming us, UI...........! Thankyouuuuu naaaaaaa:)

Ini sepenggal cerita tentang masa SD. Cerita ini belum bisa mewakili seluruh kenangan masa SD yang sangat-sangat banyak dan lucu. Tapi, semoga postingan ini bisa mewakili rasa terimah kasih untuk Prima dan Nana :)

Tunggu kisah selanjutnya.........Masa SMP ;)

Sabtu, 09 Februari 2013

Hanya Doa

Nama saya Rizka. Umur saya menuju 18 tahun. Ah, saya baru sadar ternyata sudah mau 18 tahun saja. Rasa-rasanya baru kemarin saya berumur 16 tahun. Baru kemarin saya lulus SMP, baru kemarin saya ikut UN, baru kemarin saya ikut MOS SMA, baru kemarin saya sibuk sibuknya di OSIS. Dan sekarang saya sudah sibuk bimbel, review-riview soal UN, ataupun konsulatsi dengan guru-guru, mondar mandir ke BK karena harus mengurus dan berkonsultasi mengenai PTN, galau menentukan PTN dan prodi, ikut Try Out dan 65 hari lagi UN menanti, 109 hari lagi pengumuman SNMPTN 2013.

Di bumi ini, saya hanya lah sebuah noktah kecil. Coba berjalan lebih jauh, keluar dari hunian saya, saya mungkin akan tersesat. Semua yang saya sudah lakukan dan saya punya tak berarti apa-apa.

Alhamdulillah, saya baru saja melalui masa-masa tergalau yang pertama. Insya Allah sudah diberi keyakinan untuk menentukan prodi dan PTN. Saya selalu berharap semoga PTN dan prodi yang saya pilih ini akan membawa saya pada PTN dan prodi impian saya. Membawa saya kepada kampus impian saya sejak lama. Amin.

109 hari lagi menunggu. Bukankah sangat lama? Apa lagi yang harus saya lakukan untuk membuat saya lulus di SNMPTN Undangan 2013 ini? Belajar mati-matian? sudah bukan waktunya untuk SNMPTN Undangan, karena semua nilai sudah diinput dan akan diseleksi. Saya sudah cukup puas dengan hasil belajar saya selama hampir 3 tahun ini, dan inilah saatnya saya menanti kerja keras saya selama  hampir 3 tahun ini terbalaskan dengan hasil yang terbaik dan memuaskan.

Lantas apa yang harus saya lakukan untuk 109 hari lagi? Tetap belajar mati-matian? Iya, saya akan belajar untuk UN dan SBMPTN. Namun sekali lagi, belajar mati-matian untuk sekarang ini, tidak akan merubah nilai yang sudah saya input SNMPTN Undangan. 

109 hari lagi menanti kebahagiaan dan kepastian. Saya rasa hanya satu kuncinya untuk membuat saya bisa lulus SNMPTN 2013 dan menjadi mahasiswa di kampus impian. Kuncinya adalah hanya doa. Klise? Mungkin untuk sebagian orang itu klise, tapi saya tau kekuataan doa itu ada. Apa lagi yang bisa merubah nasib saya? Hanya saya sendiri yaitu dengan berdoa dan Allah akan mendengar doa saya. Memohon itu harus terlebih lagi dalam situasi seperti ini. Hanya doa yang menguatkan saya, meyakinkan saya, dan membuat saya tentram. Semoga terkabulkan.

109 hari lagi menanti ditengah derasnya doa. 

Sabtu, 12 Januari 2013

Malam Minggu Gue - Title 1 (Sms dari Ara)

Malam minggu ini, gue dapat sms dari salah satu teman. Namanya Ara. Kita sekelas dan gue duduk didepan dia. Kita suka ngobrol ataupun sharing dan beberapa hari belakangan ini, gue dan dia (mungkin) punya hobi baru yang sama. Hobi ini sebenarnya gak baik dan jangan diikuti. Stalking. Yap, beberapa hari ini kita udah jadi stalker-_-" Ssst, jangan bilang siapa-siapa.

13.48, Sms dari Ara
Ara : Riz, kak Odis udah punya pacar._.
Gue : Tau dari mana? 

Namanya kak Odis. Kesan pertama lihat, orangnya cool. Gak heran, kalo banyak yang kagum dan gue salah satunya wekeke. Selain kak Odis, ada juga yang lain. Namanya kak Acit. Dan ternyata kak Acit adalah teman les dulu pas gue kelas 2 SMA. Dunia emang sempit. Bisa ketemu lagi dgn waktu yang berbeda. Gue akan lulus dan dia udah jadi mahasiswa.

Kak Acit manggil pas gue lagi bareng Ara. Dan kita ngobrol tentang dunia perkuliahan, saling sharing. Eh, kak Odis juga ikut nimbrung. Ternyataaaaaaa, kak Odis kalo dilihat dari jauh dan dari jarak kurang dari 1 meter, beda bgt. Lebih cool, haaaaaa~

19.08, Balesan sms Ara
Ara : Punya no kak Odis nih Riiiiiiiiz
Gue : Tau dari siapa Ra kalo kak Odis udah pny pacar? 
Ara : Gue stalk di twitternya~
Gue : Gapapa deh Ra, masih ada kak Odis lain di UI wekeke xD
Ara : Riiiiiiz gue kok jd kagum ya sama kak Acit :$ dia aja ngomongnya aku-kamu sama temennya yang cewek di twitter. Haaaaa, kaguum!

Gue penasaran, kak Acit tuh kyk gimana orangnya nyampe-nyampe Ara bisa kagum gitu. Gue sign in Facebook dan Twitter. Gue search. Nemu twitternya kak Acit! Gue lihat-lihat. Dan di tab baru, gue search facebooknya kak Odis, nemu juga!

PP-nya kak Odis kocak bgt. Kalo digambarin kayak gini nih :








Gue ngakak. Terus, temennya kak Odis ada yang komen. Dis, PP lu kayak orang lagi nahan b*k*r tau wkwkwk. Sedangkan kak Acit, emang terlihat orang yang kalem dan islami kalo dilihat dari tweet-tweetnya. 

Terlepas dari PP-nya kak Odis yang kocak ataupun kak Acit yang kalem gitu. Malem minggu ini, gue khususnya dapet pelajaran dan juga quote yang bagus dari hasil stalking.

In reality, when we live in one place we just see normal condition. And when we go out we see more suprising things. Find out those suprising ones and take those ;)
Emang malem minggu yang lucu. Thanks buat kak Odis dan kak Acit yang udah menginspirasi. Thanks juga buat Ara atas smsnya hehe ;D

Kamis, 03 Januari 2013

Kenapa Menulis?

"Mimpi saya yang terbesar, yang ingin saya laksanakan adalah, agar mahasiswa Indonesia berkembang menjadi "manusia-manusia yang biasa". Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda dan sebagai seorang manusia"

"Saya tak mau jadi pohon bambu, saya mau jadi pohon oak yang berani menentang angin".
(Soe Hok Gie)

Liburan ini saya sempatkan menonton film GIE. Film yang udah tertunda beberapa kali untuk ditonton. Film ini sebenarnya udah lama, rilis tahun 2005Bersyukur sekali saya masih bisa nonton film ini di akhir tahun 2012. 

Film GIE banyak menginspirasi saya. Diangkat dari buku Catatan Seorang Demonstran karya Soe Hok Gie sendiri, film ini menampilkan sosok mahasiswa yang idealis, penuh pemikiran, dan berani. Gie juga gemar menulis. Tulisan-tulisannya banyak dimuat di koran-koran pada masa itu. Tulisan-tulisan mengenai kritik terhadap pemerintah, mahasiswa pada saat itu menjadi sebuah bentuk penyampaian pendapat dengan cara dia sendiri, tanpa harus demonstrasi besar-besaran seperti mahasasiswa kebanyakan.

"Kita seolah-olah merayakan demokrasi, tetapi memotong lidah orang-orang yang berani menyatakan pendapat mereka yang merugikan pemerintah".

Satu hal sederhana yang saya bisa ambil dari film GIE ini adalah : Menulislah, Tulislah apa yang ingin kau tulis dan lakukan perubahan!

Mungkin sederhana, hanya menulis. Ya, menulis. Tapi dari pemikiran yang kita tuangkan dalam bentuk tulisan sedikit banyak akan memberikan impact pada diri sendiri dan yang membaca. Memberikan impact juga merupakan proses melakukan perubahan bukan?

Gak usah takut untuk menulis. Genre apa yang akan anda munculkan dalam tulisan anda, itu buah pemikiran anda. Gak perlu tulisan yang mengangkat tema "berat" kalau diri anda bukan disitu. Tulis apa yang menjadi kenyamanan anda, zona anda. 

Contohnya saja Raditya Dika. Tanpa mengangkat tulisan-tulisan yang "berat", dia mampu membuat orang senang memmbaca tulisannya bahkan beberapa tulisannya mampu memberikan filosofi yang baik. Sedikit membahas Raditya Dika, saya pernah membaca beberapa novel-novel karya dia seperti Cinta Brontosaurus (2006), Radikus Makan Kakus (2007), Marmut Merah Jambu (2009), dan Manusia Setengah Salmon (2011). Menurut saya, dari novel Cinta Brontosaurus sampai Manusia Setengah Salmon terlihat sekali revolusi gaya penulisan Raditya Dika. Dari yang awalnya tulisan dia kebanykan cuma buat lucu-lucuan dan sampai novel Manusia Setengah Salmon yang banyak banget kasih inspirasi dan juga makna. Itulah kenapa saya mulai menyukai karya-karya Radit.

Usia akan mempengaruhi kedewasaan. Kedewasaan akan memengaruhi pemikiran. Pemikiran akan membawa perubahan. Begitu yang saya lihat.

Saya mengapresiasi beberapa teman-teman yang sangat interested dalam menulis.Walaupun masih awam seperti saya ini dan masih dibilang pemula. Menulis melalui blogging juga namanya menulis.Setidaknya anda sudah berkontribusi dalam menuangkan ide anda kedalam bentuk tulisan. Setidaknya anda memperdayagunakan pemikiran anda, tentunya dengan zona kenyamanan menulis anda sendiri.

Sempat beberapa waktu saya malas sekali untuk menulis. Walaupun banyak hal yang saya pikirkan. Setelah menonton film GIE, passion saya untuk menulis kembali muncul. Ternyata menulis bukan sekedar menata kata-kata membentuk kalimat, tapi menulis itu berkontribusi. Ya, berkontribusi memperdayakan pemikiran anda dan bersyukur jika tulisan anda membawa impact. Itulah sebabnya kenapa saya menulis dan kenapa saya harus menulis. Dan itulah sebabnya kenapa anda menulis dan kenapa anda harus menulis.

Semoga saya diberikan selalu kesehatan untuk terus dapat menulis, begitu juga anda. 

Dari semua kata-kata Gie dalam filmnya, kalimat yang sangat saya suka adalah :
"Saya tak tahu mengapa, Saya merasa agak melankolik malam ini. Saya melihat lampu-lampu kerucut dan arus lalu lintas jakarta dengan warna-warna baru. Seolah-olah semuanya diterjemahkan dalam satu kombinasi wajah kemanusiaan. Semuanya terasa mesra tapi kosong. Seolah-olah saya merasa diri saya yang lepas dan bayangan-bayangan yang ada menjadi puitis sekali di jalan-jalan. Perasaan sayang yang amat kuat menguasai saya. Saya ingin memberikan sesuatu rasa cinta pada manusia, pada anjing-anjing di jalanan, pada semua-muanya"

"Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda"