Entah sejak kapan saya mulai menyukai senja. Begitu juga sama, entah sejak kapan saya mulai menyukai hujan.
Senja dan hujan.
Bagi saya, senja selalu menarik untuk dinikmati. Senja tak pernah lelah berkata bahwa sore sudah pergi meninggakan hari namun jangan khawatir malam akan siap untuk menemani
Senja selalu punya warna yang menawan meskipun hujan sekalipun.
Saat hujan datang, bukan berarti hujan ingin membuat senja menjadi biru.
Tidak. Tidak sekalipun.
Karena sesekali hujan ingin menemani senja yang kesepian. Hujan ingin berbagi rintik-rintiknya bersama kilauan warna senja.
Senja dan hujan yang datang bersama selalu berkata bahwa masih ada harapan didepan sana.
Kejarlah. Sekali pun dibawah rinai hujan, karena senja tahu, hujan datang untuk menemani.
Senin, 20 Januari 2014
Jumat, 03 Januari 2014

Kamu tahu, aku tahu, semua orang tahu, alam pun tahu kalo cinta memang itu adanya
Entah lah, menjadi puitis karena cinta itu memang mudah
Menjadi bimbang karena cinta pun mudah
Menjadi takut karena cinta, itu juga mudah
Ya mudah... bagi yang mau memudahkannya
Cinta memang fitrahnya manusia
Itulah mengapa Tuhan menganugerahkannya kepada hati manusia
Cinta, cinta, cinta...
Tidak segala lini hidup melulu tentang cinta
Wahai Tuhanku,
Lihat aku seperti Hawa pertama kali bertemu Adam
Seperti hati yang mendamba rindu
Seperti daun yang jatuh di musim gugur
Mudah rapuh
Aku takut.
Takut...
Aku takut aku salah langkah
Aku takut aku mengiyakan yang zalim
Aku takut. Takut. Takut
Wahai Tuhanku,
Jagalah aku...
Jagalah aku dari cinta yang sempit ini.
03jan2014
Entah lah, menjadi puitis karena cinta itu memang mudah
Menjadi bimbang karena cinta pun mudah
Menjadi takut karena cinta, itu juga mudah
Ya mudah... bagi yang mau memudahkannya
Cinta memang fitrahnya manusia
Itulah mengapa Tuhan menganugerahkannya kepada hati manusia
Cinta, cinta, cinta...
Tidak segala lini hidup melulu tentang cinta
Wahai Tuhanku,
Lihat aku seperti Hawa pertama kali bertemu Adam
Seperti hati yang mendamba rindu
Seperti daun yang jatuh di musim gugur
Mudah rapuh
Aku takut.
Takut...
Aku takut aku salah langkah
Aku takut aku mengiyakan yang zalim
Aku takut. Takut. Takut
Wahai Tuhanku,
Jagalah aku...
Jagalah aku dari cinta yang sempit ini.
03jan2014

Minggu, 22 Desember 2013

Melihat kamu di ujung sana
Hanya sepintas tapi saya tahu
Maaf,
Kamu menyedihkan
Melihat kamu saja menyedihkan
Bagaimana kamu tidak melihat diri kamu semenyedihkan itu?
Tidak menyadari kah?
Maaf saya terlalu lancang
Segera lah sadar
Karena sungguh, kamu menyedihkan
Hanya sepintas tapi saya tahu
Maaf,
Kamu menyedihkan
Melihat kamu saja menyedihkan
Bagaimana kamu tidak melihat diri kamu semenyedihkan itu?
Tidak menyadari kah?
Maaf saya terlalu lancang
Segera lah sadar
Karena sungguh, kamu menyedihkan


UAS. Masa-masa menguras otak dan tenaga berakhir juga. Hm, tidak terasa semester pertama perkulihan saya sudah berakhir. Rasanya? Senang, lega, deg-degan. Yah semuanya campur aduk. Sebelum tanggal 6 Januari ditempuh, rasa deg-degan adalah perasaan mayoritas yang ada sekarang. IP pertamaaaa!! Entahlah bagaimana nanti hasilnya. Saya sudah berusaha semaksimal yang saya bisa dan tak lupa juga pasti berdoa. Hasilnya diserahkan kepada Allah SWT :")
Bagi saya, hanya lulus saja sudah jadi kabar yang memuaskan. Syukur-syukur dengan nilai yang memuaskan. "Sekarang mah lulus aja udah Alhamdulillah. Gak muluk-muluk". Banyak yang bilang gitu, saya salah satunya. Hidup di fisika, menjadi mahasiswa di fakultas mipa yang kebanyakan orang bilang itu sulit (dan saya akui) itu memang susah. Di fisika kita belajar fundamentalnya. Belajar dari awal; dari dasarnya.
Saya ini hanya seorang anak lulusan SMA yang suka fisika. Hanya bermodalkan suka fisika dengan nekadnya mengambil jurusan Fisika. Haha lucu sekali. Ya, memang lucu. Fisika saya gak bagus-bagus amat, gak jelek-jelek amat. Yah standar. Disini, di Universitas saya berkumpul dengan orang-orang hebat mulai dari juara OSN Fisika Perak, Perunggu, sampai yang seperti saya yang biasa-biasa saja, yang bermodalkan suka fisika atau bahkan "kecemplung" di jurusan fisika juga ada. Bahkan ada dari yang nilai utsnya 100 diantara yang lainnya dapat nilai 30,40,60 juga ada. Semua ada disini.
Gak ada yang gak bisa kalau kita mau belajar. Fisika memang sulit kalau memang gak dipelajari, gak didalami. Bahkan persepsi "saking sulitnya" fisika membawa beberapa teman saya di Fisika untuk coba tes tulis lagi di tahun depan. Ada yang mau coba FK, Teknik, bahkan sampai melenceng ke FISIP pun juga ada. Lantas suatu ketika saya bertanya pada diri saya: "Apa saya juga akan mencoba lagi tes tulis di tahun depan? Apa ini batas limit saya dalam mempelajari fisika?" Sempat terpikir untuk mengikuti teman-teman yang mau mencoba di tahun depan, sudah bilang juga kepada orang tua saya. Banyak pertimbangan yang ada dan saya putuskan tetap pada Fisika.
"Fisika tuh susah...." sempat mengeluh seperti itu kepada ayah dan ibu saya. Mereka bilang : "gak ada yang sulit, semua bisa dipelajari. Kalau mau belajar sungguh-sungguh ya gak ada yang gak bisa. Cuma satu penghalang seseorang menjadi tidak sukses itu pergaulan. Kalau masalah belajar, apa sih yang sulit kalau kita mau belajar".
Kata-kata itu yang buat saya selalu ingat kalau semua bisa dipelajari asal kita sungguh-sungguh. Allah juga gak mugkin kan menempatkan hambaNya ditempat yang bukan terbaik. Jika sekarang saya di Fisika, ya itu yang terbaik dari Allah buat saya karena sesungguhnya ada 2 pilihan yaitu mau bertahan dan perdalami atau pergi. Akhirnya saya putuskan untuk bertahan. Ya bertahan di Fisika.
Mempelajari fisika dengan ikhlas walaupun sulit itu yang harus jadi utama karena sesungguhnnya saat saya belajar fisika saya belajar dan mempelajari kekuasaan Allah SWT yang kadang tak terpikirkan. Saya juga belajar betapa fisika berguna bagi kehidupan sehari-hari. Kata-kata seorang dosen Fisdas saya sangat menginspirasi. Beliau berkata seperti ini di sela-sela perkuliahan : "Mungkin kalian tidak akan bekerja di bidang fisika suatu saat nanti. Tapi, pola pikir sebagai orang fiska yang sistematis lah yang harus kalian punya buat di masyarakat".
Lagi dan lagi. Kata-kata dosen saya itu buat saya mikir belajar fisika juga untuk membentuk pola pikir yang sistematis. Hah, teryataaa dan ternyataa fisika terlalu mengagumkan ya haha. Terlambat untuk menyadari. Sedihnya, pola pikir sebagai seorang fisika sepertinya belum saya punya. Yah tapi masih ada 3,5 tahun kok untuk membentuk pola pikir seperti itu.
Pada akhirnya, I told you, Physics works! Semoga terus bertahan di Fisika bersama teman-teman fisika yang lain :")

Senin, 14 Oktober 2013

Kita adalah sepasang sepatu
Selalu bersama tak bisa bersatu
Kita mati bagai tak berjiwa
Bergerak karena kaki manusia
Aku sang sepatu kanan
Kamu sang sepatu kiri
Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya
Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya
Cinta memang banyak bentuknya
Mungkin tak semua bisa bersatu

Sabtu, 21 September 2013
Sabtu, September 21, 2013
Author:
Rizka Fitriana

Aku jatuh cinta
Pada kata-kata yang kau tulis di ujung pena
Andai boleh aku icip barang sedikit saja
Oh kamu aktor diatas skenario tua
Putar ulang adegannya,
Terus putar
Sampai kusut pita filmnya
Dalam debaran berdetak tak berirama
Salahkan siapa jika dialognya sudah di luar kepala?
Diatas kanvas puntak ada rupa
Menari di antara tumpukan kaset lama
Terlontar! Terhisap,
masuk lubang hitam
Lalu kau mati
Meninggalkan perkamen yang kucandu
Aku menatap dalam
Ke tabung berlayar kaca
Mati overdosis
Diambil dari Majalah Suara Mahasiswa UI hlm 42
Pada kata-kata yang kau tulis di ujung pena
Andai boleh aku icip barang sedikit saja
Oh kamu aktor diatas skenario tua
Putar ulang adegannya,
Terus putar
Sampai kusut pita filmnya
Dalam debaran berdetak tak berirama
Salahkan siapa jika dialognya sudah di luar kepala?
Diatas kanvas puntak ada rupa
Menari di antara tumpukan kaset lama
Terlontar! Terhisap,
masuk lubang hitam
Lalu kau mati
Meninggalkan perkamen yang kucandu
Aku menatap dalam
Ke tabung berlayar kaca
Mati overdosis
Diambil dari Majalah Suara Mahasiswa UI hlm 42


Halooooo! Udah lama banget ternyata gak posting. Maaf blog ini keadaannya sangat memprihatinkan dan sekarang saya sembuhkan dengan postingan yang satu ini. Postingan sekarang lebih jatuhnya curhat sih. Ya, curhat masa awal jadi anak kuliahan dan kosan.
Perkuliahan udah mulai dari tanggal 02 September 2013 lalu dan sekarang baru bener-bener terasa jadi anak kuliahan khususnya jadi maba. Sibuk? bangeeet-_-. Serasa 24 jam itu kurang banget. Astaghfirullah. Setelah PSAF selesai, masih ada OPT QUARTZ. Dan sekarang saya dan temen-teman Fisika UI 2013 masih menjalankan OPT, sudah 2/3 rangkaian OPT terlalui semoga minggu depan memang minggu OPT terakhir. Amin amin yaAllah. Tugas OPT bisa dibilang lumayan banyak. Mulai dari atribut yang ada 6 kayak tas, pin, slayer, scrapbook, notebook, buku perkenalan. Belum lagi, pin dan slayer yang harus dipake selama 1 semester di lingkungan UI. Semangat semangat!! Belum lagi kalo bawa-bawa tas di padatnya bikun. Lumayan ribet. Tapi udah 2/3 OPT ini dilalui, asik banget yaa walaupun kadang ngantuk (ups, ketauan wkwk) tapi so far OPT asiiik. No perpeloncoan. Malah emang bener-bener pengenalan akademik Fisika dan gimana caranya tetep survive di Fisika. Fiuh~
Ohiya, sebelumnya mau ngucapain selamat buat Dept Fisika UI yang juara OIM MIPA yuhuuu Fisika! SPARTAN!! Sedikit cerita juga, di Fisika ini kekeluargaannya erat banget dan kompak. Senior-senior jebolan Fisika juga keren-keren. Kayak kak Faldo Ketua BEM UI 2012, Kak Rivan Ketua DPM UI 2012, Kak Muslim PO OKK UI 2013. Yaah keren-keren lah pokoknya. Bangga lah jadi anak Fisika :D
Tapi, kebanggannya ternyata gak semudah itu. Memang harus survive ya di Fisika -_- Harus pintar memanagemen waktu. Setelah kemarin-kemarin pulang malem dan ngerjain tugas bareng ke asrama terus nyampe kosan sampe jam 11, naik bikun terakhir, tidur cuma 3jam, dikejar deadline yang lain-lainnya-_- belajar fisika emang sulih. Entah kenapa, saya seperti kehilangan diri saya yang dulu. Untuk memahami materi fisika yang sekarang, kayaknya sulit bangeeeet. Gak ngerti-ngerti. Apalagi fisdas 2. Ya Allah mau nangis deh :"""" Fisdas 2 tuh bener-bener deh gak ngerti apa-apa padahal berniat ambil Instrumentasi untuk peminatan. Tapi, fisdas 2 aja gak ngerti hiks cemanaaaaaa-_- Yaa mungkin emang salah juga sih gak pernah belajar karena memang kecapekan dengan tugas yang lainnya. Belum lagi cucian, gosokan baju yang udah menggunung. Menyedihkan.
Tapi, selalu inget deh kalo mau survive di Fisika cuma satu kuncinya : Teman. Banyak senior yang bilang: "Hidup di Fisika itu susah, tapi lo bisa survive disini dengan Teman. Kalo lo punya banyak temen, lo gak bakal ngerasa sulit". Yaa pokoknya gitu lah kehidupan di awal masa kuliah ini. Semangat!!! Semangat!!
Ohiya, terus saya juga udah ikut oprec Gerakan UI Mengajar 3 dan Suara Mahasiswa UI. Untuk SUMA UI, saya udah melakukan wawancara. Semoga keduanya lolos! :'D Amin amin.
Jadi, kesimpulannya: jadi maba itu menyenangkan tapi sulit untuk dijalani haha. Jadi maba itu butuh perjuangan kok dan terus semangaaat! Suatu saat juga akan inget terus dan kagen masa-masa jadi maba kayak gini; tidur cuma 3 jam, kumpul di rotunda bareng anak fisika, kuis fisdas serasa bencana. Yah jalanin aja, semua ada manfaatnya :D

Langganan:
Postingan (Atom)