Melihat kamu di ujung sana
Hanya sepintas tapi saya tahu
Maaf,
Kamu menyedihkan
Melihat kamu saja menyedihkan
Bagaimana kamu tidak melihat diri kamu semenyedihkan itu?
Tidak menyadari kah?
Maaf saya terlalu lancang
Segera lah sadar
Karena sungguh, kamu menyedihkan
Minggu, 22 Desember 2013
UAS. Masa-masa menguras otak dan tenaga berakhir juga. Hm, tidak terasa semester pertama perkulihan saya sudah berakhir. Rasanya? Senang, lega, deg-degan. Yah semuanya campur aduk. Sebelum tanggal 6 Januari ditempuh, rasa deg-degan adalah perasaan mayoritas yang ada sekarang. IP pertamaaaa!! Entahlah bagaimana nanti hasilnya. Saya sudah berusaha semaksimal yang saya bisa dan tak lupa juga pasti berdoa. Hasilnya diserahkan kepada Allah SWT :")
Bagi saya, hanya lulus saja sudah jadi kabar yang memuaskan. Syukur-syukur dengan nilai yang memuaskan. "Sekarang mah lulus aja udah Alhamdulillah. Gak muluk-muluk". Banyak yang bilang gitu, saya salah satunya. Hidup di fisika, menjadi mahasiswa di fakultas mipa yang kebanyakan orang bilang itu sulit (dan saya akui) itu memang susah. Di fisika kita belajar fundamentalnya. Belajar dari awal; dari dasarnya.
Saya ini hanya seorang anak lulusan SMA yang suka fisika. Hanya bermodalkan suka fisika dengan nekadnya mengambil jurusan Fisika. Haha lucu sekali. Ya, memang lucu. Fisika saya gak bagus-bagus amat, gak jelek-jelek amat. Yah standar. Disini, di Universitas saya berkumpul dengan orang-orang hebat mulai dari juara OSN Fisika Perak, Perunggu, sampai yang seperti saya yang biasa-biasa saja, yang bermodalkan suka fisika atau bahkan "kecemplung" di jurusan fisika juga ada. Bahkan ada dari yang nilai utsnya 100 diantara yang lainnya dapat nilai 30,40,60 juga ada. Semua ada disini.
Gak ada yang gak bisa kalau kita mau belajar. Fisika memang sulit kalau memang gak dipelajari, gak didalami. Bahkan persepsi "saking sulitnya" fisika membawa beberapa teman saya di Fisika untuk coba tes tulis lagi di tahun depan. Ada yang mau coba FK, Teknik, bahkan sampai melenceng ke FISIP pun juga ada. Lantas suatu ketika saya bertanya pada diri saya: "Apa saya juga akan mencoba lagi tes tulis di tahun depan? Apa ini batas limit saya dalam mempelajari fisika?" Sempat terpikir untuk mengikuti teman-teman yang mau mencoba di tahun depan, sudah bilang juga kepada orang tua saya. Banyak pertimbangan yang ada dan saya putuskan tetap pada Fisika.
"Fisika tuh susah...." sempat mengeluh seperti itu kepada ayah dan ibu saya. Mereka bilang : "gak ada yang sulit, semua bisa dipelajari. Kalau mau belajar sungguh-sungguh ya gak ada yang gak bisa. Cuma satu penghalang seseorang menjadi tidak sukses itu pergaulan. Kalau masalah belajar, apa sih yang sulit kalau kita mau belajar".
Kata-kata itu yang buat saya selalu ingat kalau semua bisa dipelajari asal kita sungguh-sungguh. Allah juga gak mugkin kan menempatkan hambaNya ditempat yang bukan terbaik. Jika sekarang saya di Fisika, ya itu yang terbaik dari Allah buat saya karena sesungguhnya ada 2 pilihan yaitu mau bertahan dan perdalami atau pergi. Akhirnya saya putuskan untuk bertahan. Ya bertahan di Fisika.
Mempelajari fisika dengan ikhlas walaupun sulit itu yang harus jadi utama karena sesungguhnnya saat saya belajar fisika saya belajar dan mempelajari kekuasaan Allah SWT yang kadang tak terpikirkan. Saya juga belajar betapa fisika berguna bagi kehidupan sehari-hari. Kata-kata seorang dosen Fisdas saya sangat menginspirasi. Beliau berkata seperti ini di sela-sela perkuliahan : "Mungkin kalian tidak akan bekerja di bidang fisika suatu saat nanti. Tapi, pola pikir sebagai orang fiska yang sistematis lah yang harus kalian punya buat di masyarakat".
Lagi dan lagi. Kata-kata dosen saya itu buat saya mikir belajar fisika juga untuk membentuk pola pikir yang sistematis. Hah, teryataaa dan ternyataa fisika terlalu mengagumkan ya haha. Terlambat untuk menyadari. Sedihnya, pola pikir sebagai seorang fisika sepertinya belum saya punya. Yah tapi masih ada 3,5 tahun kok untuk membentuk pola pikir seperti itu.
Pada akhirnya, I told you, Physics works! Semoga terus bertahan di Fisika bersama teman-teman fisika yang lain :")
Senin, 14 Oktober 2013
Kita adalah sepasang sepatu
Selalu bersama tak bisa bersatu
Kita mati bagai tak berjiwa
Bergerak karena kaki manusia
Aku sang sepatu kanan
Kamu sang sepatu kiri
Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya
Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya
Cinta memang banyak bentuknya
Mungkin tak semua bisa bersatu
Sabtu, 21 September 2013
Sabtu, September 21, 2013
Author:
Rizka Fitriana
Aku jatuh cinta
Pada kata-kata yang kau tulis di ujung pena
Andai boleh aku icip barang sedikit saja
Oh kamu aktor diatas skenario tua
Putar ulang adegannya,
Terus putar
Sampai kusut pita filmnya
Dalam debaran berdetak tak berirama
Salahkan siapa jika dialognya sudah di luar kepala?
Diatas kanvas puntak ada rupa
Menari di antara tumpukan kaset lama
Terlontar! Terhisap,
masuk lubang hitam
Lalu kau mati
Meninggalkan perkamen yang kucandu
Aku menatap dalam
Ke tabung berlayar kaca
Mati overdosis
Diambil dari Majalah Suara Mahasiswa UI hlm 42
Pada kata-kata yang kau tulis di ujung pena
Andai boleh aku icip barang sedikit saja
Oh kamu aktor diatas skenario tua
Putar ulang adegannya,
Terus putar
Sampai kusut pita filmnya
Dalam debaran berdetak tak berirama
Salahkan siapa jika dialognya sudah di luar kepala?
Diatas kanvas puntak ada rupa
Menari di antara tumpukan kaset lama
Terlontar! Terhisap,
masuk lubang hitam
Lalu kau mati
Meninggalkan perkamen yang kucandu
Aku menatap dalam
Ke tabung berlayar kaca
Mati overdosis
Diambil dari Majalah Suara Mahasiswa UI hlm 42
Halooooo! Udah lama banget ternyata gak posting. Maaf blog ini keadaannya sangat memprihatinkan dan sekarang saya sembuhkan dengan postingan yang satu ini. Postingan sekarang lebih jatuhnya curhat sih. Ya, curhat masa awal jadi anak kuliahan dan kosan.
Perkuliahan udah mulai dari tanggal 02 September 2013 lalu dan sekarang baru bener-bener terasa jadi anak kuliahan khususnya jadi maba. Sibuk? bangeeet-_-. Serasa 24 jam itu kurang banget. Astaghfirullah. Setelah PSAF selesai, masih ada OPT QUARTZ. Dan sekarang saya dan temen-teman Fisika UI 2013 masih menjalankan OPT, sudah 2/3 rangkaian OPT terlalui semoga minggu depan memang minggu OPT terakhir. Amin amin yaAllah. Tugas OPT bisa dibilang lumayan banyak. Mulai dari atribut yang ada 6 kayak tas, pin, slayer, scrapbook, notebook, buku perkenalan. Belum lagi, pin dan slayer yang harus dipake selama 1 semester di lingkungan UI. Semangat semangat!! Belum lagi kalo bawa-bawa tas di padatnya bikun. Lumayan ribet. Tapi udah 2/3 OPT ini dilalui, asik banget yaa walaupun kadang ngantuk (ups, ketauan wkwk) tapi so far OPT asiiik. No perpeloncoan. Malah emang bener-bener pengenalan akademik Fisika dan gimana caranya tetep survive di Fisika. Fiuh~
Ohiya, sebelumnya mau ngucapain selamat buat Dept Fisika UI yang juara OIM MIPA yuhuuu Fisika! SPARTAN!! Sedikit cerita juga, di Fisika ini kekeluargaannya erat banget dan kompak. Senior-senior jebolan Fisika juga keren-keren. Kayak kak Faldo Ketua BEM UI 2012, Kak Rivan Ketua DPM UI 2012, Kak Muslim PO OKK UI 2013. Yaah keren-keren lah pokoknya. Bangga lah jadi anak Fisika :D
Tapi, kebanggannya ternyata gak semudah itu. Memang harus survive ya di Fisika -_- Harus pintar memanagemen waktu. Setelah kemarin-kemarin pulang malem dan ngerjain tugas bareng ke asrama terus nyampe kosan sampe jam 11, naik bikun terakhir, tidur cuma 3jam, dikejar deadline yang lain-lainnya-_- belajar fisika emang sulih. Entah kenapa, saya seperti kehilangan diri saya yang dulu. Untuk memahami materi fisika yang sekarang, kayaknya sulit bangeeeet. Gak ngerti-ngerti. Apalagi fisdas 2. Ya Allah mau nangis deh :"""" Fisdas 2 tuh bener-bener deh gak ngerti apa-apa padahal berniat ambil Instrumentasi untuk peminatan. Tapi, fisdas 2 aja gak ngerti hiks cemanaaaaaa-_- Yaa mungkin emang salah juga sih gak pernah belajar karena memang kecapekan dengan tugas yang lainnya. Belum lagi cucian, gosokan baju yang udah menggunung. Menyedihkan.
Tapi, selalu inget deh kalo mau survive di Fisika cuma satu kuncinya : Teman. Banyak senior yang bilang: "Hidup di Fisika itu susah, tapi lo bisa survive disini dengan Teman. Kalo lo punya banyak temen, lo gak bakal ngerasa sulit". Yaa pokoknya gitu lah kehidupan di awal masa kuliah ini. Semangat!!! Semangat!!
Ohiya, terus saya juga udah ikut oprec Gerakan UI Mengajar 3 dan Suara Mahasiswa UI. Untuk SUMA UI, saya udah melakukan wawancara. Semoga keduanya lolos! :'D Amin amin.
Jadi, kesimpulannya: jadi maba itu menyenangkan tapi sulit untuk dijalani haha. Jadi maba itu butuh perjuangan kok dan terus semangaaat! Suatu saat juga akan inget terus dan kagen masa-masa jadi maba kayak gini; tidur cuma 3 jam, kumpul di rotunda bareng anak fisika, kuis fisdas serasa bencana. Yah jalanin aja, semua ada manfaatnya :D
Selasa, 30 Juli 2013
Hellooo, balik lagi nih posting :D kali ini bakal posting tentang masa SMP. Yaa sebagai lanjutan postingan yang sebelumnya, masa SD. Buat yg belum baca, silahkan klik disini :)
Mari kita mulai :)
Masa SMP selama 3 tahun saya habiskan di SMPN 1 Cikarang Utara. Awalnya itu memang bukan SMP impian saya. Dan pada saat itu juga Nurul Fajri buka SMP buat angkatan tahun pertama. Tapi males paling temennya itu-itu lagi (read: temen SD juga). Gak ada opsi lain, ibu saya nyuruh saya masuk di SMPN 1 Cikarang Utara yg notabennya tempat ibu saya mengajar. Wow, gak pernah terpikir loh dalam satu ligkungan dengan ibu saya haha dan itu terjadi selama 3 tahun.
Lebih-lebih parahnya di kelas 7, saya diajarkan pelajaran IPSnya sama ibu saya sendiri-_- Jujur ya, males banget tuh sebenarnya dan gak lagi-lagi deh. Rasanya kalo pelajaran IPS, pengen cepet selesai. Gak enah banget deh pokoknya.
Nah saya dapet kelas 7.4 tuh. Teman yang pertama kali saya kenal adalah Tiara Budi Wardani. Nama panggilannya Tiara. Anaknya asik, iya kita punya chemistry yg erat banget. Selalu nyaman kalau cerita dengan dia. Kita punya banyak hal yg sama, sepertinya. Bahkan visi kita juga sama. Orang tua ita sama-sama pengajar. Kita suka musik yang pop jazz kayak maliq, ten2five,dsb. Kita juga konsen dalam bidang pendidikan. kita bahkan mau kerjasama buat LSM dlm bidang pendidikan untuk kedepannya saat udah lulus kuliah. Amin amin semoga terkabul mimpi kita berdua :") Dan bisa dibilang, mayoritas hal kocak dan konyol saya alami bareng Tiara. Gak lupa deh dulu pas kelas 7, naik sepeda tuh dari depan gerbang perumahan sampai rumah terus keranjangnya lepas, pas hujan-hujan bareng Aya kita jalan 1 kardus bareng buat ngelindungin kepala, udah kayak apa tau. Yaah nulis ini aja saya ketawa-ketawa sendiri kalo ingetnya. Pokoknya terlalu indah deh *eh haha. Kelas 8 kita pisah, saya 8.7 dia 8.9. Entah kenapa kelas 8, kita jadi jauh bgt, jarang main bareng, jarang cerita. Masa-masa yg gak asik emang-_- tapi kelas 9, kita ketemu lagi, sekelas lagi. SMA kelas 1, kita sekelas lagi kelas X.1. Kelas XI dan XII kita pisah. Saya XI-XII IPA 3. Tiara XI-XII IPA 5.
Walaupun beda kelas, kita masih sering main bareng, cerita-cerita, OSIS bareng, pulang bareng. Gak bakal lupa deh hal-hal asik, kocak, sedih, konyol yang dialami bareng Tiara. Take Care! :')
Selain Tiara, di kelas 7.4 tuh, teman dekat saya yang lain adalah Amelia Dwi Astuti, panggilannya Amel. Amel anaknya asik, walau dia lebih hebat menyimpan rahasia buat gak diketahui. Curhat yaa apa yang pantas dicurhatin aja. Dia juga orangnya dewasa. Paling parah, dulu tuh Amel paling sering kita (Saya, Tiara, Winda) ledekin. Masih inget gak mel? haha :p peace mel. Kelas 8 saya juga pisah kelas dengan Amel. Amel 8.5. Kelas 9 juga kita pisah kelas lagi, Amel kelas 9.5. Walaupun pisah kelas tapi kita tetep main bareng dan cerita-cerita. Kumpul-kumpul juga bareng Winda dan Tiara. Nah, kelas X, saya sekelas nih sama Amel dan Tiara. Kelas XI-XII kita pisah lagi. Amel sekelas dan sebangku dengan Tiara selama 3 tahun! Tapi kita masih sering ketemu di OSIS. Amel ini Sekretaris Umum di OSIS. Saya Sekretaris 2, jadi saya satu kerjaan dengan Amel. Lumayan banyak yang saya pelajari dari dia tentang kesekertariatan.
Dia luar OSIS, kita tetap bersahabat baik. Main bareng, kumpul, cerita. Yaah seru-seruan lah. Take Care! ;)
Selanjutnya, Winda Raidah Rusnadi, panggilannya Winda. Kita berempat memang mulai kenal dari kelas 7 karena kita sekelas yaitu kelas 7.4. Winda ini k-popers. Buat saya yang pemula, saya suka nanya-nanya referensi drama yang bagus ahaha makasih ya win buat referensinya :D Winda anaknya asik, asik juga buat cerita. Rasanya dulu tuh saya kalau mau curhat tinggal sms Winda aja haha terus langsung dibales dan curhat-curhatan. Mungkin Winda kelihatanya pendiam. Iya sih. Tapi kalo udah deket dan curhat, bedaaaa banget haha asik lah pokoknya. Kelas 8 kita juga pisah, Winda kelas 8.8 terus Winda kelas 9.9 juga. Pisah lagi. Walaupun pisah, sama aja kayak Tiara sama Amel, kita tetep suka cerita, kumpul. Yaa bareng-bareng lah. Kelas X, saya, Amel, dan Tiara sekelas. Tapi kita pisah sdengan Winda. Dia di kelas X.9, jauh banget-_- terus kelas XI-XII pisah lagi. Dia kelas XI-XII IPA 1.
Makasih win buat kesabarannya mendengar curhatan dan referensi-referensi dramanya XD Take Care! :")
Selain Amel, Winda, dan Tiara. Pas kelas 8 ita pisah kelas. Di kelas 8.7 saya ketemu dengan Mutiara Azzahra, panggilannya Muti. Dan dia juga jadi salah satu sahabat baik saya. Anaknya baik, dewasa walaupun tidak sesuai dengan umurnya. Tapi dewasa kan gak mesti memandang umur. Perhatian bgt deh tapi sayangnya saya suka moody dan cuek. Maaf ya mut :( Muti tuh bisa "masuk" di dalam kondisi apapun. Entah kenapa, saya kondisi apapun saya bisa cerita ke dia. Dia juga anak yang ibadahnya tekun. Iri loh dengan ketekunannya hehe. Gigih juga. Apa yang dia ingin dan impikan, pasti dia kejar. Dan jangan lupa satu lagi: dia nekad. Mengerikan banget nih sikap yang satu ini. Gak lupa deh pas kelas 8 dia pernah nelepon "seseorang" cuma buat (....... ). Pas SMA juga dia pernah nekad tuh dan itu demi saya. Duh makasih banget muuuut :" Kelas 9 kita pisah, Muti 9.8. Dan 3 tahun SMA juga kita pisah, Muti X.3 dan XI-XII IPA 1.
Buat saya, Muti itu teman penyemangat yang baik. Lugu tapi tekadnya besar. Makasih ya udah menginspirasi. Take Care! :")
Dan yang ini, Namanya Alfa Dinar Callista Putri, panggilannya Dinar. Saya kenal dia mulai dari kelas 8, ya kita sekelas dia 8.7 dan selama 5tahun kita sekelas. Dari SMP sampe SMA kita sekelas. Kita tuh golden couple :D anaknya asik, asik lah kalo cerita-cerita gitu. Dia tuh sifatnya agak bertolak belakang dgn saya. Jadi seru sih. Kalo sama Dinar, apa aja diceratain sih, suka kocak juga sama dia. Yah, banyak hal seru juga yang kita lewatin bareng. 5tahun brooooh udah kenal baik dan buruknya, begitu juga dia. Udah gak sungkan-sungkan deh kalo ada apa-apa juga.Oh ya din, belum kesampean nih nulis aku sebagai saksi hidup kalian berdua, wkwk :p ntar yaa (read:kapan-kapan). Take Care! :")
Disamping 5orang itu, sebenarnya masih banyak. Ada Puspa, Meila, Ayu, Ismi, Rizti, dsb. Tapi cukup 5orang ini yaa. Kalian hebat deh pokoknya ;)
Senin, 08 Juli 2013
Kesatria jatuh cinta pada Putri bungsu
dari kerajaan bidadari.
Sang Putri naik ke langit.
Kesatria kebingungan.
Kesatria pintar naik kuda dan bermain pedang,
tapi tidak tahu caranya terbang.
Kesatria keluar dari kastel untuk belajar terbang
pada kupu-kupu.
Tetapi, kupu-kupu hanya bisa menempatkannya
di pucuk pohon.
Kesatria lalu belajar pada burung gereja.
Burung gereja hanya mampu mengajarinya
sampai ke atas menara.
Kesatria kemudian berguru pada burung elang,
Burung elang hanya mampu membawanya
Ke puncak gunung.
Tak ada unggas bersayap yang mampu terbang
Lebih tinggi lagi.
Kesatria sedih, tapi tak putus asa.
Kesatria memohon pada angin.
Angin mengajarinya berkeliling mengitari bumi,
Lebih tinggi dari gunung dan awan.
Namun sang Putri masih jauh di awang-awang,
Dan tak ada angin yang mampu menusuk langit.
Kesatria sedih dan kali ini putus asa.
Sampai satu malam, ada Bintang Jatuh yang berhenti
Mendengar tangis dukanya.
Ia menawari Kesatria untuk melesat secepat cahaya.
Melesat lebih cepat dari kilat dan setinggi sejuta langit
Dijadikan satu.
Namun, kalau Kesatria tak mampu mendarat tepat di
Putrinya, ia akan mati.
Hancur dalam kecepatan membahayakan,
Menjadi serbuk yang membedaki langit, dan tamat.
Kesatria setuju. Ia relakan seluruh kepercayaannya pada
Bintang Jatuh menjadi sebuah nyawa.
Dan, ia relakan nyawa itu bergantung hanya pada
Serpih detik yang mematikan.
Bintang Jatuh menggenggam tangannya. “Inilah perjalanan sebuah cinta sejati,” ia berbisik, “Tutuplah matamu, Kesatria, Katakanlah untuk berhenti begitu
Hatimu merasakan keberadaannya.”
Melesatlah mereka berdua. Dingin yang tak terhingga serasa
Merobek hati Kesatria mungil,
Tapi hangat jiwanya diterangi rasa cinta.
Dan, ia merasakannya. “Berhenti!”
Bintang jatuh melongok kebawah,
Dan ia pun melihat sosok Putri cantik yang kesepian.
Bersinar bagaikan gugus Orion ditengah kelamnya galaksi.
Ia pun jatuh hati.
Dilepaskannya genggaman itu. Sewujud nyawa
Yang terbentuk atas cinta dan percaya.
Kesatria melesat menuju kehancuran.
Sementara sang Bintang mendarat turun
Untuk dapatkan sang Putri.
Kesatria yang malang.
Sebagai balasannya, dilangit kutub dilukisakan aurora.
Untuk mengenang kehalusan dan ketulusan hati Kesatria.
From Supernova 1 (Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh) by Dewi "Dee" Lestari. I do love all of Dee's writing creation. Really smart, knowledgeable, and artistic. Never get dissapointed when you read. Great!
Minggu, 07 Juli 2013
Alhamdulillaaah, H-1 puasa, saya dan keluarga masih bisa dipertemukan dengan bulan Ramadhan :")
Ramadhan kali ini tuh spesial sekali buat saya khususnya. Alhamdulillah saya sudah kuliah, sudah menadi mahasiswa, dan diterima di kampus impian pula (Univ Indonesia). Benar-benar anugerah yang melimpah. Diluar itu, masih ada lagi, anugerah yang Allah berikan untuk keluarga kami:)
Menyambut ramadhan, mari bersihkan hati sucikan diri. Mari mulai bulan ramadhan ini dengan sebaik-baiknya dan berhijrah. Semoga dilancarkan puasanya, amin.
Dan mohon maaf lahir bathin untuk segala kesalahan di hari-hari yang sudah berlalu. Bismillaaaah, mari kita mulai bulan Ramadhan ini dengan hati bersih :)
Hey bloggeriest:)
Genap sebulan, saya gak posting di blog ini. Memenuhi blog ini dengan tulisan saya. Hari ini saya kembali lagi untuk menulis sebuah postingan. Postingan ini sebenarnya request dari seorang teman baru saya. Mungkin dia mau saya untuk menulis lagi, jadinya dia request XD Gak tanggung, 2 request pulaaa-_- Tapi, makasih ya udah bikin page review blog ini meningkat drastis haha, karena kayaknya dia semaleman baca semua postingan blog ini, dari zaman saya masih cupu sampai postingan terakhir 8 Juni 2013. Terima kasih, terima kasih :D
Yaa, sebagai gantinya dan rasa terima kasih saya. Ini postingan pertama untuk Anda. Selamat membaca :)
Tiada Asap Tanpa Api? Kalimat tersebut merupakan sebuah peribahasa. Selain itu, peribahasa tiada asap tanpa api juga sejajar maknanya dengan peribahasa "ada gula ada semut". Pernah dengar dong pasti peribahasa itu?
Ada gula ada semut. Bisa diartikan dimana ada gula, pasti ada semut (loh?) Iya makasudnya 2 hal yang saling berhubungan sebab akibat. Sama saja dengan tiada asap tanpa api. Asap tidak akan ada/muncul kalau sebelumnya tidak ada api. Ya, intinya asap dan api adalah dua hal yang berhubungan, berkaitan, dan menyebabkan sebab-akibat. Atau dengan kata lain, setiap peristiwa yang terjadi, pasti didahului oleh peristiwa sebelumnya.
Sama saja, seperti anda. Bisa masuk UI sekarang, pasti didahului oleh berdoa dan belajar giat kan? Terus ikut UN dulu, baru lulus SMA. Alhamdulillah bisa deh diterima menjadi mahasiswa UI. Yaa, begitulah contoh realnya :D
Semoga postingan ini sesuai ekspektasi anda. Ini saja yang bisa saya kembangkan dari peribahasa Tiada Asap Tanpa Api. Terima kasih :)
PS: Untuk postingan kedua ttg misteri. Maaf saya tidak berbakat untuk menulis itu-_- *giveup
Sabtu, 08 Juni 2013
Sabtu, Juni 08, 2013
Author:
Rizka Fitriana
AKU INGIN
Oleh Sapardi Djoko Damono
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
----
SAJAK KECIL TENTANG CINTA
Mencintai angin harus menjadi siut
Mencintai air harus menjadi ricik
Mencintai gunung harus menjadi terjal
Mencintai api harus menjadi jilat
Mencintai cakrawala harus menebas jarak
Mencintaimu harus menjelma aku
Oleh Sapardi Djoko Damono
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
----
SAJAK KECIL TENTANG CINTA
Mencintai angin harus menjadi siut
Mencintai air harus menjadi ricik
Mencintai gunung harus menjadi terjal
Mencintai api harus menjadi jilat
Mencintai cakrawala harus menebas jarak
Mencintaimu harus menjelma aku
Minggu, 02 Juni 2013
Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu. -Edensor
Senin, 27 Mei 2013. Mimpi saya terwujud. Doa yang selama ini saya panjatkan saya munajatkan, diijabah oleh Allah SWT. Bukan hanya doa saya, doa saya tidak ada apa-apanya dibandingkan yang satu ini : doa ibu dan ayah saya. Dalam hening, mereka yang terbangun untuk terus mendoakan saya, mendoakan yang terbaik untuk saya. Bukan yang saya mau, tapi yang terbaik yang Allah berikan. Saya selalu ingat perkataan itu. Tidak akan pernah lupa.
Seharusnya saya yang lebih giat untuk beribadah dan berdoa, di tengah malam pun saya sulit sekali untuk bangun. Tapi, ibu saya selalu menyempatkan untuk bangun dan berdoa. Memohon dan meminta yang terbaik dan tak jarang ia mengantuk di pagi harinya. Saya, tanpa orang tua saya tidak ada apa-apa. Ini semua berkat doa mereka :')
Dari dulu saya selalu bermimpi untuk menjadi salah satu dari bagian Universitas Indonesia, kampus impian saya sejak lama. Sangat ingin menjadi mahasiswi dari salah satu kampus terbaik di Indonesia ini. Pada hari Senin, 27 Mei 2013. Semua mimpi saya ada di depan mata! UI sudah didepan mata saya bukan sekadar dalam angan-angan! Unbelievable!
Ada beberapa orang yang menganggap mimpi saya ini ketinggian dan menganggapnya sebelah mata. Tapi, saya percaya bahwa saya bisa. Saya bisa mewujudkan mimpi itu! Dan Alhamdulillah sekali karunia Allah SWT sangat besar untuk saya, saya ditempatkan di tempat yang terbaik sekaligus yang saya mau. Dan doa ibu dan ayah saya untuk yang terbaik bagi saya sudah dijawab dan tempatnya ada di Universitas Indonesia. Kampus impian, kampus perjuangan.
Allah itu Maha Adil.
Sebelum mendapatkan ini, saya tidak pernha lupa, saya pernah gagal. Bukan kegagalan juga, lebih tepatnya rezeki saya memang bukan disitu. Saya ikut USM STIS dan sudah ikut 2 kali Try out, hasilnya pun memuaskan. Jika diperkirakan, setidaknya saya bisa lolos untuk USM yang sebenarnya. Tapi, pada saat pengumuman tanggal 24 Mei 2013, nomor ujian saya 310758 tidak ada. Yang ada 310768. Menyesakkan sekali. Sedih? pastinya. Tidak tega melihat ekspresi ayah dan ibu saya. Saya mengecewakan mereka. Tapi, mereka tetap bilang masih ada harapan di SNMPTN. Alhamdulillah, memang rezeki saya di SNMPTN. Allah emang adil, saat kita tidak mendapatkan yang satu, Dia mengirimkan yang lain yang terbaik untuk kita. Itu yang saya percaya. Allah memberikan jalan untuk hambaNya dengan cara yang berbeda-beda :") The greatest thanks to Allah SWT :")
Tidak lupa juga, tahun 2013 ini lagi-lagi saya bisa meng-circle sekaligus 2 mimpi saya di Peta hidup saya yang saya tempelkan di depan meja belajar.
-Lulus SMA
-Kuliah di UI
Terimakasih yaa Allah.
Tapi, ini baru mulai! Baru awal! Perjuangan saya masih panjang. Masih banyak hal yang harus saya perjuangkan, saya raih. Semoga apa yang saya tulis di peta hidup saya pada akhirnya dapat ter-cicle semuanya dan terpetakan sesuai harapan.Amin. Manusia hanya bisa berencana, Allah yang menentukan.
Albert Einstein pernah bilang :
Kecerdasan/IQ hanya berperan 20 % dalam kesuksesan. Sisanyanya adalah kerja keras.
Tapi, maaf tuan Albert, saya rubah:
Kecerdasan/IQ hanya berperan 20 % dalam kesuksesan. 30 % Usaha dan kerja keras, dan 50 % nya adalah doa, Kuasa Tuhan.
Yang terakhir, terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Allah SWT. Im nothing without You. Untuk Ayah dan Ibu saya, yang tidak henti-hentiya mendoakan yang terbaik untuk anakmu ini. Untuk Abang dan Adik saya, Yazid. Untuk Bibi yang selalu menyiapkan segala keperluan. Untuk teman-teman saya yang hebat : Mutiara, Tiara, Dinar, Amel, Winda, Prima, Nadia, Puspa, Siti, Nita, Putri, Meila dan yang lainnya yang sudah saling mendoakan dan berjuang bersama-sama. Sampai bertemu di gerbang kesuksesan kawaaaaan :") Untuk guru-guru SMAN 1 Cikarang Utara, terima kasih untuk ilmunya. Untuk kakak-kakak pengajar NF, great pedagogi NF ! :)
Untuk OSIS SMAN 1 Cikarang Utara. Gak pernah lupa hal-hal yang indah, suka duka. Saya dapat banyak pengalaman dari sana! Untuk masa SMA. Memang benar, masa SMA itu paling indah dari masa-masa sekolah yang lain hehe
Bye. Ciayoooo~
Kamis, 16 Mei 2013
Titik, garis, persegi, persegi panjang, kubus, balok, kerucut, tabung. Itu semua dimensi. Jangan lupa satu dimensi lagi. Waktu. Ya, waktu. Dimensi mencakup ruang dan waktu. Seandainya lorong waktu bisa benar-benar terwujud untuk merealisasikan teori dimensi tersebut, apa mustahil? Tidak ada yang mustahil sepertinya untuk diwujudkan selagi tidak melawan kodrat sebagai manusia.
Lantas apa? Saya butuh dimensi. Iya, dimensi. Yang katanya punya ruang dan waktu itu! Saya butuh itu. Dimensi. Konsepsi ruang dan waktu untuk bertemu. Namun, komponen dimensi itu tidak pernah match buat saya. Terasa saling meniadakan satu sama lainnya. Atau saya yang selalu merasa begitu? Jelas jelas, ruang dan waktu itu ada, mudah mencarinya kalau memang mau dicari dan ditemukan. Sayangnya, saya tidak cukup gigih untuk menemukan dimensi itu.
Saya hanya butuh dimensi . Ya, saya butuh ruang dan waktu untuk bertemu kamu. Saya dan kamu.
Didedikasikan untuk seorang teman yang selalu melihat banyangannya didepan cermin.
Selasa, 23 April 2013
Fisika, satu bidang yang akan berpotensi besar untuk saya tekuni kedepannya bahkan akan menjadi bidang dimana saya akan berkarier di masa depan. Amin, semoga itu yang terbaik.
Memilih dan menentukan Fisika banyak melalui perdebatan dengan orang tua saya. Bahkan tak pernah terpikirkan sebelumnya saya akan mengambil jurusan MIPA dan itu ilmu murni! Saya tidak pernah berpikir untuk itu. Tapi, nyatanya toh saya sekarang sudah menentukan hal itu. Fisika murni. Untuk masa depan saya.
Kebanyakan teman-teman saya, malas untuk mengambil ilmu murni karena memusingkan dan membosankan. Saya akui, memang akan memusingkan dan membosankan. Tapi, itu pilihan saya yaa saya sudah tau segala resikonya.
Saya ini seorang sains. Diantara sosial, seni, dan sains. Sains merupakan bidang yang dimana saya paling berbakat. Sedangkan sosial, saya orangnya agak malas untuk menghafal dan sosial lumayan erat kaitannya dengan hafalan. Sama saja dgn biologi, saya juga agak malas untuk menghafal. Sedangkan seni, rasa-rasanya seni saya sangat amburadul. Gambur pun hancur, melukis? apalagi. Menari? Jangan ditanya-_- Dari berbagai bidang seni, yang saya bisa hanya membuat grafitti tulisan itupun masih awam sekali. Ya, begini lah seorang sains.
Banyak orang berpikir bahwa seorang sains itu kaku, serius, canggung, individualis dan sebagainya. Kelihatannya memang begitu. Kan baru kelihatannya. Gak selamanya dan gak semuanya orang sains seperti itu. Saya memang orang yang agak kaku dan serius, tapi saya juga punya sense of humor kok (pada dasarnya semua manusia punya) Gak kaku kaku amatlah atau serius serius amatlah-- saat serius ya memang harus serius, kalaupun bercanda juga saya pasti bisa. Pasti bisa. Intinya tergantung sikon aja.
Poin 1: Orang Sains bukan orang yg kaku dan serius. Tapi, orang sains dapat memposisikan diri sesuai sikon.
Terus, kalau dibilang orang sains itu individualis. Oh maaf, gak semuanya. Saya dan beberapa teman sains saya juga aktif di berbagai organisasi. Apa itu masih bisa dikatakan individualis? jujur saja, organisasi merupakan salah satu hal dari berbagai hal yang menjadi bagian hidup saya. Dari SD bahkan saya sudah aktif di organisasi dan sampai SMA sekarang ini, saya pun masih aktif di organisasi. Bagi saya, organisasi itu media bergaul dengan teman yang paling asik dan juga bermanfaat. Dari semua organisasi yang sudah saya geluti, organisasi yang paling berkesan dan banyak memberikan saya pelajaran adalah OSIS SMA. Di OSIS SMA ini saya benar-benar dapat pengatahuan yang lebih. Kebanyakan dari kami, punya sudut pandang yang sama bahwa "belajar" itu tidak harus duduk di kelas, memperhatikan guru. Belajar juga bisa di luar kelas. Dispen, rapat sama guru, kasih proposal ke sponsor, bikin konsep acara, design banner, dsbnya. Semua pelajaran itu gak bakal didapatkan di dalam kelas. Itu hanya didapatkan di luar kelas, di organisasi. Seumur hidup saya, saya belum pernah diajarkan didalam kelas membuat banner yang ukuran sangat besar. Dan di organisasi, hal itu kami dapatkan. Nih lihat, banner Perpisahan kami:
Terlihat sangat megah bukan? Itu hasil kerja keras kami beberapa bulan dan itu hanya didapatkan di organisasi (lagi-lagi). Saya pribadi, punya perspektif kalau kita tidak cukup pandai di dalam kelas, pintar dalam pelajaran tapi kita juga harus punya kepekaan dalam bidang sosial, salah satu caranya dgn ikut organisasi. Kalau kita ikut organisasi, pengetahuan kita akan bertambah. Kita akan tau bagaimana karakter tiap orang dalam organisasi itu, bagaimana sikap kita seharusnya dalam rapat, bagaimana saling menghargai ide dan pendapat orang lain. Bagi saya, organisasi menambah atmosfer yang lebih menarik dalam hidup saya. Saya berharap, semoga langkah saya bisa terus mudah dan saya selalu bisa berkontribusi melalui organisasi.Walau dalam teori sosial saya sangat kurang, tapi real application dalam organisasi bagi saya sudah cukup.
Poin 2 : Orang sains tidak individualis malah fleksibel. Tetap bisa aktif di Organisasi.
Lantas, kalau dalam bidang seni? Saya sendiri mengakui artistic intelligence saya doremi. Tapi, saya cukup berbangga bisa tetap menjadi apresiator seni. Saya suka musik, suka lukisan dan saya mengapresiasi itu. Bagi saya, tidak bisa menjadi pelaku seni, cukup menjadi apresiator itu sudah baik.
Poin 3 : Orang sains tetap bisa menjadi apresiator seni walaupun bukan pelaku seni.
Satu hal yang saya pegang: saya seorang sains, tetap harus berwawasan sosial. Tau apa yang sedang ramai dibicarakan publik, setidaknya tau.
Salah satu faktor yang membuat saya menjadi seorang sains sekaligus orang yang ingin tau apa yang sedang terjadi di publik adalah faktor genetis. Ayah saya seorang sains. Beliau lulusan Teknik Elektro.Tidak heran, bakat sains menurun banyak kepada saya. Dan memang rasa-rasanya sebagian besar sifat dan pemikiran saya warisan ayah saya, dominasi ayah saya. Hal yang selalu saya kagumi dari ayah saya adalah walaupun ia seorang sains, tapi wawasannya cukup luas. Selalu bisa berperspektif terhadap berita yang uptodate di pubik, bisa berasumsi mengenai kebijakan pemerintah. Bisa dibilang, wawasan politiknya lumayan juga. Saya juga terkadang sharing dengan ayah saya masalah-masalah seperti itu dan selalu dapat pengetahuan dan perspektif baru. Dan yang terpenting, ayah saya itu sosok yang idealis. Itu yang saya kagumi.
Sedangkan ibu saya, beliau seorang sosial. Beliau mengajar sosial. Pengetahuannya juga lumayan.Yang saya kagumi adalah walaupun beliau orang sosial namun seni nya bisa diacungi jempol. Sangat kreatif. Beliau bisa menjahit, menyulam, membuat prakarya,dsbnya. Sayangnya bakat seni itu sepertinya tidak menurun kepada anak perempuan satu-satunya ini-_- Beliau juga seorang pemerhati. Bagi saya, ayah dan ibu saya adalah kombinasi yang sangat pas, sangat serasi.
Kesimpulannya, kita bisa tetap memilih kemana kita akan melangkah. Menjadi seorang sains dan aktivis, why not? Kenapa tidak?
Menjadi seorang sains yang konsen dalam human development, why not? Kenapa tidak?
Menjadi seorang sosial yang berbakat seni, why not? Kenapa tidak?
Menjadi seorang sosial yang bisa sains, why not? Kenapa tidak?
Dan pada akhirnya, menjadi orang yang bermanfaat, why not? Kenapa tidak?
Hanya butuh satu : fokus.
Senin, 18 Maret 2013
Sebelumnya, saya belum pernah setakut ini dalam konteks hal ini. Entah mengapa, mendengarnya saja membuat saya berubah jadi takut, khawatir lebih tepatnya. Waktu saya yang tersisa hanya 27 hari lagi untuk persiapan UN!! 27 hari lagi bukan waktu yang lama.
Rasa-rasanya baru kemarin saya menulis di kalender, 63 hari lagi menuju UN dan hari ini waktu yang tersisa tinggal 27 hari lagi. 36 hari sudah saya lewati penuh dengan kesia-siaan. 36 hari itu saya berubah menjadi orang yang sangat malas. Berleha-leha, menganggap semuanya gampang. Dan hari ini, saat waktu saya tersisa 27 hari lagi saya baru menyadari bahwa saya dalam kesia-siaan. Miris.
Tadi, mungkin ada sekitar 30 menit, anak-anak kelas IPA dari IPA 1-6, dikumpulkan di Audit. 30 menit itu diisi dengan pengarahan oleh Pak Didi dan Bu Nani. Beliau bilang, UN bukan 20 paket lagi, melainkan 30 paket! Dan semua pengawasannya akan diperketat. Sulit, untuk sekolah "intervensi" dalam hal ini. Beliau bilang, "Kerjakan sama diri kalian sendiri, percaya sama diri kalian sendiri." |"Untuk hasilnya yaa akan apa adanya, sesuai dengan hasil kalian" | "Kalaupun gak bisa, kasarnya kalian hitung kancing".
Masih banyak kata-kata beliau yang membuat saya membayangkan betapa "wow" nya UN tahun ini. Dulu, saat orang-orang ribut takut karena UN 20 paket, saya masih santai saja. Dalam hati, saya bilang, "dibayangin sih susahnya dan 20 paketnya itu". Kali ini, benar saya baru merasakan betapa mengkhawatirkannya UN tahun ini. Betapa menakutkannya 30 paket. Betapa ketatnya pengawasan dan segala hal yang mengkhawatirkan lainnya. Jujur, saya takut.
Takut, khawatir, atau belum siap? Ketakutan dan kekhawatiran muncul karena kurangnya kesiapan. Masih ada waktu 27 hari lagi untuk mengejar ketertinggalan!
Sedikit mengkritisi, mungkin banyak yang gak suka dengan kebijakan pemerintah yang seperti ini atau ada yang bilang gak paham dengan sistem pendidikan sekarang. Atau juga ada yang bilang, pemerintah gak percaya terhadap para pelajarnya, sehingga dibuat sistem yang menurut kami, rumit.
Saya setuju kalau sistem pendidikan Indonesia sekarang ini memang carut marut, sama saja dengan berbagai bidang lainnya yang penuh masalah dan belum terselesaikan. Tapi, saya gak setuju kalau sistem 30 paket ini dibuat karena pemerintah tidak percaya terhadap pelajarnya. Justru, dibuat 30 paket ini untuk menguji seberapa mampukah para pelajar Indonesia.
Kembali lagi kepada pelajar Indonesia sendiri untuk belajar dan belajar dan memercayai diri sendiri. Saya rasa 30 paket juga berat untuk kami. Atau sebaiknya UN ditiadakan? Sepertinya begitu. Daripada UN penuh intrik dan sudah jadi rahasia umum semua intrik tersebut. Masih ada cara lain, untuk mengukur kapabilitas pelajar Indonesia disamping UN.
Dulu, saat saya SMP, UN tidak semenakutkan ini. Tapi, SMA ini, jujur hari ini saya merasakan UN menakutkan, mungkin karena kesiapan saya maish jauh sekali dari 100%.
Saya tau, bukan menakutkan, tapi kurang persiapan. 27 hari mengejar ketertinggalan! Semoga dimudahkan, amin. Bismillaaaah.....
Hey bloggeriest :)
Sabtu, 16 Maret 2013. Umur gue 18 tahuuuuun, yeay 18! Alhamdulillah masih dikasih sampai 18 tahun kayak sekarang. Yah tua deh haha bukan tua tapi udah dewasa, amin semoga bisa begitu.
Buat yang udah ngucapin, makasih banyak semuanyaaa :)
Sabtu kemaren tuh, abis NF, gue, Nita, Siti, Deppy, Husen, sama Arif ngobrol-ngobrol dulu di masjid depan NF. Apa aja diobrolin sampe masa depan juga. Ah, gak kerasa masa SMA udah mau berakhir aja. Bentar lagu kuliah dan kita bakal pisah. Sampai ketemu di puncak kesuksesan, kawan! ;) When we meet again, still showing your shine, guys :')
18 tahun, semoga bisa jadi berkah dan dilancarkan semuanya. UN, SNMPTN Undangan semuanya dilancarkan dan ditunjukkan kepada yang terbaik, amin ya Allah.
The last, thanks for my beloved fam and my besties {}
Rabu, 20 Februari 2013
Terasa sepi, nyatanya ramai. Orang-orang tertawa, berbicara, musik mengalun keras, suara derap sepatu kesana kemari memperlihatkan kesibukan masing-masing. Saya duduk di pojok sana, menutup telinga dengan headset, bersandar pada dinding, dan mengeraskan volume musik yang saya dengar. Pura-pura mendengarkan, nyatanya saya tak tahu musik apa yang sedang saya dengarkan.
Pikiran saya terbang jauh, pergi entah kemana, belum kembali sampai saat itu. Rasanya saat itu, saya tidak mau banyak orang di dekat saya. Saya tak mau mereka berbincang apa yang tidak ingin saya dengar. Saya hanya mau sepi. Sendiri.
Saya ini begitu kontradiktif. Ya, saya akui. Saya menyukai organisasi, berbaur dengan orang banyak menyatukan visi mencapai tujuan, beropini. Tapi, terkadang saya tak ingin banyak orang di dekat saya dengan keadaan saya sedang tidak nyaman. Bilang saja, saya itu moody. Ya, memang. Sesuatu hal yang belum bisa saya ubah sampai sekarang. Moody.
Terkadang pemikiran idealis tak bisa berbaur dengan pergaulan sehari-hari dengan teman. Sulit untuk menggabungkannya. Bergaul ya bergaul, ngobrol hal yang menyenangkan bukan beropini. Saat beropini pasti akan berdebat, bukankah memang begitu? tapi, tetap saja itu gak "klop" di hati saya.
Yah, pada akhirnya saya memang terkadang bisa menjadi sangat introvert, seperti sekarang ini.Saya tau harus berlari kemana kalau sudah seperti ini. Berlari ke kamar, menyumpal telingan dengan headset, mengeraskan volume musik, dan berbaring. Lalu semua akan terasa lebih baik.
Senin, 18 Februari 2013
Hey bloggeriest :)
Hampir 18 tahun gue terlahirkan di dunia ini. Alhamdulillah sekali masih diberi waktu menuju 18 tahun untuk terus bernafas, merasakan indahnya dunia, dan bertemu dengan orang-orang hebat di hidup gue ini. 18 tahun, angka yang sudah cukup di bilang dewasa. Eh gak juga deng, 18 tahun itu malah masa transisi. Transisi dari labil menjadi tidak labil, dari suka ngegalau jadi ngurangin galau, dan transisi yang lainnya ;D Udah bisa dibilang dewasa belum ya kalo gitu? hehe-,-
Hampir 18 tahun hidup gue ini, hampir 12 tahun juga gue habiskan dan lewati di masa-masa sekolah. Dari TK, SD, SMP, SMA, dan sebentar lagi kuliah. Yeaaaaaaay \m/ Welcoming me UI ;DD
Okey, bahas dari TK dulu. Memori untuk TK gak begitu inget, ya karena emang pas TK baru 6 tahun jadi wajar aja kalo lupa lupa inget. Namanya TKIT Ulil Albab, lokasinya di Perum Regensi. Masuk Tk tahun 2000. Gak banyak teman yang gue inget di TK ini. Cuma Lani, Agi, Husni. Udah-_- Belakangan gue tau kalo temen sekelas gue namaya Kartika dulu juga satu TK sama gue hihi dunia emang sempit(lagi). Untuk mengingat memori tentang TK, foto berikut bisa menyegarkan ingatan gue. Hayoooo, where am I? Find me :D
Berlanjut ke masa SD. 6 tahun gue sekolah di SDIT Nurul Fajri. Bagi gue, masa SD itu masa yang paling unik, lucu, dan asik juga. Masa-masa yang gak terlupakan. Di SDIT Nurul Fajri itu gue dan teman-teman adalah angkatan ke-2. Jumlah siswa satu angkatan cuma sekitar 44 orang.Tapi, bisa dibilang pembentukan karakter gue dimulai di SD ini, disamping didalam keluarga. Di NF, gaya pembelajarannya asik. Guru-gurunya juga asik, udah kayak temen, gak ada kesenjangan. Selain itu juga, acara-acara SD juga keren-keren dan variatif kayak Mabit, Persami, Pesantren Ramadhan, dsbnya. Asik-asik pokoknya. Suasana kekeluargaannya juga erat. Gak heran, sampai sekarang kita masih suka reuni. Walaupun, pas reuni pasti semuanya jadi beda, temen-temennya jadi beda sifatnya, penampilannya. Dan kalo inget, cerita-cerita masa SD yang masih cupu, itu lucu-lucu banget .Hem, coba review dulu kelas berapa aja di SD---> 1A, 2A, 3B, 4B, 5A, 6B. Yeay, masih inget :D
Di Nurul Fajri ini, gue pasti punya sahabat. Namanya Prima dan Nadia. Sampai sekarang kita masih bersahabat walaupun gak berdekatan lagi. Dulu, kita tuh namain kita bertiga, Tiga Serangkai.
Nama lengkapnya Azizah Prima Ghanie. Biasa dipanggil Prima. Lahir 13 Maret 1996. Beda 1 tahun kurang 3 hari sama gue. Hm, opini tentang Prima: Dulu, pas SD, diantara gue dan Nadia, Prima itu ibaratnya orang penengah dan mungkin selalu dalam posisi serba salah. Saat gue dan Nadia berantem, pasti prima yang bingung mau berpihak ke siapa hehehe. Dia juga mandiri, hampir 6 tahun di Bogor dan berjauhan dgn orangtuanya, dia bisa jaga diri dan baik-baik aja. Selain itu juga, orangnya baik, care, cheerful, rame, seru lah pokoknya. Prima juga punya potensi yang besar dalam seni ;) dan yang terpenting, she still be my bestiest until now and forever. Thankyoooouuuuu prim ;)
Namanya Nadia Kurnia Pangastuti. Biasa dipanggil Nadia atau Nana. Nah ini dia, temen berantem masa SD hahaha, kalo Nana matanya yang sinis kalo gue, mukanya yang jutek. Jadi kita punya ciri khas masing-masing kalo lagi marahan wkwkw, tapi itu dulu loh ya. Nana berpotensi besar di bidang Sains, tapi unpredictable, pasa SMA dia malah ambil jurusan IPS karena emang dia mau menjadi seorang Psikolog, amin. Good decision, na :) Nana orangnya baik, pendengar yang baik, care, pokoknya baik ;D Setelah berpisah dari SMP sampai SMA, semoga kita dipertumukan di kampus impian yang sama, UI. Welcoming us, UI...........! Thankyouuuuu naaaaaaa:)
Ini sepenggal cerita tentang masa SD. Cerita ini belum bisa mewakili seluruh kenangan masa SD yang sangat-sangat banyak dan lucu. Tapi, semoga postingan ini bisa mewakili rasa terimah kasih untuk Prima dan Nana :)
Tunggu kisah selanjutnya.........Masa SMP ;)
Sabtu, 09 Februari 2013
Nama saya Rizka. Umur saya menuju 18 tahun. Ah, saya baru sadar ternyata sudah mau 18 tahun saja. Rasa-rasanya baru kemarin saya berumur 16 tahun. Baru kemarin saya lulus SMP, baru kemarin saya ikut UN, baru kemarin saya ikut MOS SMA, baru kemarin saya sibuk sibuknya di OSIS. Dan sekarang saya sudah sibuk bimbel, review-riview soal UN, ataupun konsulatsi dengan guru-guru, mondar mandir ke BK karena harus mengurus dan berkonsultasi mengenai PTN, galau menentukan PTN dan prodi, ikut Try Out dan 65 hari lagi UN menanti, 109 hari lagi pengumuman SNMPTN 2013.
Di bumi ini, saya hanya lah sebuah noktah kecil. Coba berjalan lebih jauh, keluar dari hunian saya, saya mungkin akan tersesat. Semua yang saya sudah lakukan dan saya punya tak berarti apa-apa.
Alhamdulillah, saya baru saja melalui masa-masa tergalau yang pertama. Insya Allah sudah diberi keyakinan untuk menentukan prodi dan PTN. Saya selalu berharap semoga PTN dan prodi yang saya pilih ini akan membawa saya pada PTN dan prodi impian saya. Membawa saya kepada kampus impian saya sejak lama. Amin.
109 hari lagi menunggu. Bukankah sangat lama? Apa lagi yang harus saya lakukan untuk membuat saya lulus di SNMPTN Undangan 2013 ini? Belajar mati-matian? sudah bukan waktunya untuk SNMPTN Undangan, karena semua nilai sudah diinput dan akan diseleksi. Saya sudah cukup puas dengan hasil belajar saya selama hampir 3 tahun ini, dan inilah saatnya saya menanti kerja keras saya selama hampir 3 tahun ini terbalaskan dengan hasil yang terbaik dan memuaskan.
Lantas apa yang harus saya lakukan untuk 109 hari lagi? Tetap belajar mati-matian? Iya, saya akan belajar untuk UN dan SBMPTN. Namun sekali lagi, belajar mati-matian untuk sekarang ini, tidak akan merubah nilai yang sudah saya input SNMPTN Undangan.
109 hari lagi menanti kebahagiaan dan kepastian. Saya rasa hanya satu kuncinya untuk membuat saya bisa lulus SNMPTN 2013 dan menjadi mahasiswa di kampus impian. Kuncinya adalah hanya doa. Klise? Mungkin untuk sebagian orang itu klise, tapi saya tau kekuataan doa itu ada. Apa lagi yang bisa merubah nasib saya? Hanya saya sendiri yaitu dengan berdoa dan Allah akan mendengar doa saya. Memohon itu harus terlebih lagi dalam situasi seperti ini. Hanya doa yang menguatkan saya, meyakinkan saya, dan membuat saya tentram. Semoga terkabulkan.
109 hari lagi menanti ditengah derasnya doa.
Sabtu, 12 Januari 2013
Malam minggu ini, gue dapat sms dari salah satu teman. Namanya Ara. Kita sekelas dan gue duduk didepan dia. Kita suka ngobrol ataupun sharing dan beberapa hari belakangan ini, gue dan dia (mungkin) punya hobi baru yang sama. Hobi ini sebenarnya gak baik dan jangan diikuti. Stalking. Yap, beberapa hari ini kita udah jadi stalker-_-" Ssst, jangan bilang siapa-siapa.
13.48, Sms dari Ara
Ara : Riz, kak Odis udah punya pacar._.
Gue : Tau dari mana?
Namanya kak Odis. Kesan pertama lihat, orangnya cool. Gak heran, kalo banyak yang kagum dan gue salah satunya wekeke. Selain kak Odis, ada juga yang lain. Namanya kak Acit. Dan ternyata kak Acit adalah teman les dulu pas gue kelas 2 SMA. Dunia emang sempit. Bisa ketemu lagi dgn waktu yang berbeda. Gue akan lulus dan dia udah jadi mahasiswa.
Kak Acit manggil pas gue lagi bareng Ara. Dan kita ngobrol tentang dunia perkuliahan, saling sharing. Eh, kak Odis juga ikut nimbrung. Ternyataaaaaaa, kak Odis kalo dilihat dari jauh dan dari jarak kurang dari 1 meter, beda bgt. Lebih cool, haaaaaa~
19.08, Balesan sms Ara
Ara : Punya no kak Odis nih Riiiiiiiiz
Gue : Tau dari siapa Ra kalo kak Odis udah pny pacar?
Ara : Gue stalk di twitternya~
Gue : Gapapa deh Ra, masih ada kak Odis lain di UI wekeke xD
Ara : Riiiiiiz gue kok jd kagum ya sama kak Acit :$ dia aja ngomongnya aku-kamu sama temennya yang cewek di twitter. Haaaaa, kaguum!
Gue penasaran, kak Acit tuh kyk gimana orangnya nyampe-nyampe Ara bisa kagum gitu. Gue sign in Facebook dan Twitter. Gue search. Nemu twitternya kak Acit! Gue lihat-lihat. Dan di tab baru, gue search facebooknya kak Odis, nemu juga!
PP-nya kak Odis kocak bgt. Kalo digambarin kayak gini nih :
Gue ngakak. Terus, temennya kak Odis ada yang komen. Dis, PP lu kayak orang lagi nahan b*k*r tau wkwkwk. Sedangkan kak Acit, emang terlihat orang yang kalem dan islami kalo dilihat dari tweet-tweetnya.
Terlepas dari PP-nya kak Odis yang kocak ataupun kak Acit yang kalem gitu. Malem minggu ini, gue khususnya dapet pelajaran dan juga quote yang bagus dari hasil stalking.
In reality, when we live in one place we just see normal condition. And when we go out we see more suprising things. Find out those suprising ones and take those ;)
Emang malem minggu yang lucu. Thanks buat kak Odis dan kak Acit yang udah menginspirasi. Thanks juga buat Ara atas smsnya hehe ;D
Kamis, 03 Januari 2013
"Mimpi saya yang terbesar, yang ingin saya laksanakan adalah, agar mahasiswa Indonesia berkembang menjadi "manusia-manusia yang biasa". Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda dan sebagai seorang manusia"
"Saya tak mau jadi pohon bambu, saya mau jadi pohon oak yang berani menentang angin".
(Soe Hok Gie)
Liburan ini saya sempatkan menonton film GIE. Film yang udah tertunda beberapa kali untuk ditonton. Film ini sebenarnya udah lama, rilis tahun 2005. Bersyukur sekali saya masih bisa nonton film ini di akhir tahun 2012.
Film GIE banyak menginspirasi saya. Diangkat dari buku Catatan Seorang Demonstran karya Soe Hok Gie sendiri, film ini menampilkan sosok mahasiswa yang idealis, penuh pemikiran, dan berani. Gie juga gemar menulis. Tulisan-tulisannya banyak dimuat di koran-koran pada masa itu. Tulisan-tulisan mengenai kritik terhadap pemerintah, mahasiswa pada saat itu menjadi sebuah bentuk penyampaian pendapat dengan cara dia sendiri, tanpa harus demonstrasi besar-besaran seperti mahasasiswa kebanyakan.
"Kita seolah-olah merayakan demokrasi, tetapi memotong lidah orang-orang yang berani menyatakan pendapat mereka yang merugikan pemerintah".
Satu hal sederhana yang saya bisa ambil dari film GIE ini adalah : Menulislah, Tulislah apa yang ingin kau tulis dan lakukan perubahan!
Mungkin sederhana, hanya menulis. Ya, menulis. Tapi dari pemikiran yang kita tuangkan dalam bentuk tulisan sedikit banyak akan memberikan impact pada diri sendiri dan yang membaca. Memberikan impact juga merupakan proses melakukan perubahan bukan?
Gak usah takut untuk menulis. Genre apa yang akan anda munculkan dalam tulisan anda, itu buah pemikiran anda. Gak perlu tulisan yang mengangkat tema "berat" kalau diri anda bukan disitu. Tulis apa yang menjadi kenyamanan anda, zona anda.
Contohnya saja Raditya Dika. Tanpa mengangkat tulisan-tulisan yang "berat", dia mampu membuat orang senang memmbaca tulisannya bahkan beberapa tulisannya mampu memberikan filosofi yang baik. Sedikit membahas Raditya Dika, saya pernah membaca beberapa novel-novel karya dia seperti Cinta Brontosaurus (2006), Radikus Makan Kakus (2007), Marmut Merah Jambu (2009), dan Manusia Setengah Salmon (2011). Menurut saya, dari novel Cinta Brontosaurus sampai Manusia Setengah Salmon terlihat sekali revolusi gaya penulisan Raditya Dika. Dari yang awalnya tulisan dia kebanykan cuma buat lucu-lucuan dan sampai novel Manusia Setengah Salmon yang banyak banget kasih inspirasi dan juga makna. Itulah kenapa saya mulai menyukai karya-karya Radit.
Usia akan mempengaruhi kedewasaan. Kedewasaan akan memengaruhi pemikiran. Pemikiran akan membawa perubahan. Begitu yang saya lihat.
Saya mengapresiasi beberapa teman-teman yang sangat interested dalam menulis.Walaupun masih awam seperti saya ini dan masih dibilang pemula. Menulis melalui blogging juga namanya menulis.Setidaknya anda sudah berkontribusi dalam menuangkan ide anda kedalam bentuk tulisan. Setidaknya anda memperdayagunakan pemikiran anda, tentunya dengan zona kenyamanan menulis anda sendiri.
Sempat beberapa waktu saya malas sekali untuk menulis. Walaupun banyak hal yang saya pikirkan. Setelah menonton film GIE, passion saya untuk menulis kembali muncul. Ternyata menulis bukan sekedar menata kata-kata membentuk kalimat, tapi menulis itu berkontribusi. Ya, berkontribusi memperdayakan pemikiran anda dan bersyukur jika tulisan anda membawa impact. Itulah sebabnya kenapa saya menulis dan kenapa saya harus menulis. Dan itulah sebabnya kenapa anda menulis dan kenapa anda harus menulis.
Semoga saya diberikan selalu kesehatan untuk terus dapat menulis, begitu juga anda.
Dari semua kata-kata Gie dalam filmnya, kalimat yang sangat saya suka adalah :
"Saya tak tahu mengapa, Saya merasa agak melankolik malam ini. Saya melihat lampu-lampu kerucut dan arus lalu lintas jakarta dengan warna-warna baru. Seolah-olah semuanya diterjemahkan dalam satu kombinasi wajah kemanusiaan. Semuanya terasa mesra tapi kosong. Seolah-olah saya merasa diri saya yang lepas dan bayangan-bayangan yang ada menjadi puitis sekali di jalan-jalan. Perasaan sayang yang amat kuat menguasai saya. Saya ingin memberikan sesuatu rasa cinta pada manusia, pada anjing-anjing di jalanan, pada semua-muanya"
"Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda"
Langganan:
Postingan (Atom)