Minggu, 30 Desember 2012

Individualism Or Independent?


Definisi individualism :
  • Individualisme merupakafalsafah yang mempunyai pandangan moral, politik atau sosial yang menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggungjawab dan kebebasan sendiri.
  • Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Individualisme adalah gabungan dari 2 buah kata yaitu individual = pribadi dan isme = faham dalam arti besar merupakan satu paham yang menerangkan bahwa seseorang yang mementingkan haknya pribadi tanpa memperhatikan orang lain. (http://law-experience.blogspot.com/2011/11/makalah-hedonisme-konsumerisme-dan.html)
Sedangkan Definisi Independent :
  • sering disingkatkan menjadi indie, dapat berarti 'bebas', 'merdeka' atau 'berdiri sendiri (http://id.wikipedia.org/wiki/Independen)
  • Saya tambahkan. Independent adalah sebuah sikap yang bebas, merdeka, berdiri sendiri dan jauh dari campur tangan orang lain. Percaya apa yang dilakukan adalah hal yang memang seharusnya dilakukan.
Sebenarnya, postingan tentang ini udah lama banget pengen saya posting tapi passion untuk menulis saat itu minim sekali dan akhirnya saya menemukan passion itu sekarang #intermezzo

Pikiran mengenai Individualism atau Independent terpikirkan pada hari terakhir saya UAS semester 5 kelas 3 SMA. Dan itu menjadi UAS terakhir saya di bangku SMA. Saat itu jam istirahat, saya dan beberapa teman sedang belajar mata pelajaran Tikom. Bel masuk berbunyi. Dan teman disamping saya berkata : "Bagi-bagi jawaban ya Riz, nanti tanya-tanya oke". Kurang lebih seperti itu. Saya hanya menanggapi sambil tertawa.

"Saya tau kemampuan saya di bidang Tikom, menolong diri saya sendiri pun saya mungkin gak bisa apalagi harus menolong orang lain". Pikirku. Dan sebuah kalimat meluncur dari teman saya yang satu lagi, kalimat yang tak akan saya lupakan dan malah menginspirasi saya mem-posting tulisan ini. "Jangan pelit dong Riz! Bagi-bagi napa, udah hari terakhir UAS ini!".

Deg!

Kalimat itu tidak saya tanggapi lebih lanjut karena pengawas saat itu sudah datang. Apa benar saya pelit? Begitu kah pikiran mereka ternyata? Apa yang sebaiknya saya lakukan? Berbagai pikiran terus mengganggu konsentrasi saya. Rasanya tidak enak dan mengganjal. Perasaan saya bertambah kacau saat saya membaca soal UAS Tikom itu. Surprisingly, mungkin hanya 5 % dari keseluruhan soal yang bisa saya jawab dengan benar! Saat itu saya dihadapi oleh 2 keputusan yang sangat dilematis. Bertanya kepada teman dan pasti hasilnya akan diatas 5% (setidaknya) atau tetap pada pendirian saya untuk do it by myself dgn 5% keberhasilan ataupun kalau diatas 5% itu namanya keberuntungan. 

Saya pun tetap pada pendirian saya. Still do it by myself, no matter how bad the result thats my own effort! Alhasil, keseluruhan soal saya kerjakan dengan insting dan feeling, walaupun ada esai yang saya tanya ke teman. Hanya berharap, semoga saya beruntung. Semoga beruntung. Fiuh~


Mungkin mereka berpikir betapa egoisnya saya atau betapa idealisnya saya? Bukan begitu?

Saya hanya berharap, apa yang saya lakukan adalah hal yang paling seharusnya saya lakukan. Saya memohon untuk UAS kali itu diberikan kelancaran. Tuhan mengabulkan. Saya memohon untuk UAS kali itu bisa mengerjakannya sendiri tanpa harus bertanya kepada teman. Tuhan mengabulkan. Saya memohon untuk UAS kali itu tidak ada yang bertanya jawaban kepada saya. Tuhan mengabulkan.

Itu permohonan saya. Anda tau bagaimana letihnya belajar dan menghafal materi untuk ulangan? dan saat itu, teman anda meminta jawaban kepada anda? bagaimana rasanya? Mungkin anda bisa buat pembelaan, "kan kalo teman nanya yaa timbal balik tanya lagi dong!"

Bisa aja dan sah-sah aja. Tapi, kalau saya hanya mau mengerjakan itu sendiri dan memercayai diri saya untuk mengerjakan soal itu bagaimana? walaupun kesempatan untuk saling bekerja sama itu besar sekali, tapi kalau saya masih mau memercayai diri saya bagaimana?

Itu gak bisa saya jelaskan kan? Jika saya jelaskan juga anda mungkin tak akan sepenuhnya memahami.

Do it by myself dan memercayai kemampuan diri sendiri bukan berarti individualis kan? Saya benci jika harus dikatakan individualis dalam konteks ini. Individualis terdengar negatif dan saya gak suka kata itu untuk konteks ini.

So, am I Individualism Or Independent?  Look the definition of them above! ;)


-Just do it by myself and believing in mymind and God

Melukiskan Cinta Sejati

"Jikalau aku harus mengulang hidupku lagi, aku akan tetap memilihmu"

Sebuah kalimat yang sangat indah dari kutipan Film Habibie dan Ainun. Apa yang kamu pikirkan setelah menonton film tersebut?
Bahagia, terharu, iri, atau yang lainnya? Yang jelas, film Habibie Ainun memaparkan sebuah kisah cinta dua insan Tuhan yang bukan sekedar mencintai satu sama lain namun dua insan yang melebur menjadi satu dalam wujud cinta, perjuangan hidup, semangat, dan mimpi. Hal itu terwujud dalam kata-kata Habibie : “Saya dilahirkan untuk Ainun dan Ainun dilahirkan untuk saya”.

Sebuah kisah hidup yang sangat indah dengan kisah cinta sejati yang membuat semua orang yang menontonnya akan iri ingin merasakan kisah cinta seperti kisah cinta Habibie dan Ainun. Tidak hanya kisah cinta mereka, sikap saling menghargai dan menasihati diantara keduanya membuat kita juga bisa belajar bagaimana menghargai orang yang telah mendampingi kita selama ini bukan sekedar menjadi suami istri tetapi pendamping hidup, teman hidup.

Bagiku, menonton Film Habibie Ainun kembali memberikan motivasi bahwa semua sudah ditakdirkan dengan sebaik-baiknya untuk diri kita. Tanpa harus meminta lebih, Tuhan tahu apa yang semestinya kita dapatkan. Hanya, berusaha lah untuk mendapatkan apa yang semestinya kita dapatkan. 

Masalah cinta? Jangan takut. Sebaiknya kau kejar dulu mimpi-mimpimu itu karena Tuhan akan mengirim dia kepadamu pada waktu yang indah dan tepat.

Trust it ;D