Minggu, 30 Desember 2012

Individualism Or Independent?


Definisi individualism :
  • Individualisme merupakafalsafah yang mempunyai pandangan moral, politik atau sosial yang menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggungjawab dan kebebasan sendiri.
  • Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Individualisme adalah gabungan dari 2 buah kata yaitu individual = pribadi dan isme = faham dalam arti besar merupakan satu paham yang menerangkan bahwa seseorang yang mementingkan haknya pribadi tanpa memperhatikan orang lain. (http://law-experience.blogspot.com/2011/11/makalah-hedonisme-konsumerisme-dan.html)
Sedangkan Definisi Independent :
  • sering disingkatkan menjadi indie, dapat berarti 'bebas', 'merdeka' atau 'berdiri sendiri (http://id.wikipedia.org/wiki/Independen)
  • Saya tambahkan. Independent adalah sebuah sikap yang bebas, merdeka, berdiri sendiri dan jauh dari campur tangan orang lain. Percaya apa yang dilakukan adalah hal yang memang seharusnya dilakukan.
Sebenarnya, postingan tentang ini udah lama banget pengen saya posting tapi passion untuk menulis saat itu minim sekali dan akhirnya saya menemukan passion itu sekarang #intermezzo

Pikiran mengenai Individualism atau Independent terpikirkan pada hari terakhir saya UAS semester 5 kelas 3 SMA. Dan itu menjadi UAS terakhir saya di bangku SMA. Saat itu jam istirahat, saya dan beberapa teman sedang belajar mata pelajaran Tikom. Bel masuk berbunyi. Dan teman disamping saya berkata : "Bagi-bagi jawaban ya Riz, nanti tanya-tanya oke". Kurang lebih seperti itu. Saya hanya menanggapi sambil tertawa.

"Saya tau kemampuan saya di bidang Tikom, menolong diri saya sendiri pun saya mungkin gak bisa apalagi harus menolong orang lain". Pikirku. Dan sebuah kalimat meluncur dari teman saya yang satu lagi, kalimat yang tak akan saya lupakan dan malah menginspirasi saya mem-posting tulisan ini. "Jangan pelit dong Riz! Bagi-bagi napa, udah hari terakhir UAS ini!".

Deg!

Kalimat itu tidak saya tanggapi lebih lanjut karena pengawas saat itu sudah datang. Apa benar saya pelit? Begitu kah pikiran mereka ternyata? Apa yang sebaiknya saya lakukan? Berbagai pikiran terus mengganggu konsentrasi saya. Rasanya tidak enak dan mengganjal. Perasaan saya bertambah kacau saat saya membaca soal UAS Tikom itu. Surprisingly, mungkin hanya 5 % dari keseluruhan soal yang bisa saya jawab dengan benar! Saat itu saya dihadapi oleh 2 keputusan yang sangat dilematis. Bertanya kepada teman dan pasti hasilnya akan diatas 5% (setidaknya) atau tetap pada pendirian saya untuk do it by myself dgn 5% keberhasilan ataupun kalau diatas 5% itu namanya keberuntungan. 

Saya pun tetap pada pendirian saya. Still do it by myself, no matter how bad the result thats my own effort! Alhasil, keseluruhan soal saya kerjakan dengan insting dan feeling, walaupun ada esai yang saya tanya ke teman. Hanya berharap, semoga saya beruntung. Semoga beruntung. Fiuh~


Mungkin mereka berpikir betapa egoisnya saya atau betapa idealisnya saya? Bukan begitu?

Saya hanya berharap, apa yang saya lakukan adalah hal yang paling seharusnya saya lakukan. Saya memohon untuk UAS kali itu diberikan kelancaran. Tuhan mengabulkan. Saya memohon untuk UAS kali itu bisa mengerjakannya sendiri tanpa harus bertanya kepada teman. Tuhan mengabulkan. Saya memohon untuk UAS kali itu tidak ada yang bertanya jawaban kepada saya. Tuhan mengabulkan.

Itu permohonan saya. Anda tau bagaimana letihnya belajar dan menghafal materi untuk ulangan? dan saat itu, teman anda meminta jawaban kepada anda? bagaimana rasanya? Mungkin anda bisa buat pembelaan, "kan kalo teman nanya yaa timbal balik tanya lagi dong!"

Bisa aja dan sah-sah aja. Tapi, kalau saya hanya mau mengerjakan itu sendiri dan memercayai diri saya untuk mengerjakan soal itu bagaimana? walaupun kesempatan untuk saling bekerja sama itu besar sekali, tapi kalau saya masih mau memercayai diri saya bagaimana?

Itu gak bisa saya jelaskan kan? Jika saya jelaskan juga anda mungkin tak akan sepenuhnya memahami.

Do it by myself dan memercayai kemampuan diri sendiri bukan berarti individualis kan? Saya benci jika harus dikatakan individualis dalam konteks ini. Individualis terdengar negatif dan saya gak suka kata itu untuk konteks ini.

So, am I Individualism Or Independent?  Look the definition of them above! ;)


-Just do it by myself and believing in mymind and God

Melukiskan Cinta Sejati

"Jikalau aku harus mengulang hidupku lagi, aku akan tetap memilihmu"

Sebuah kalimat yang sangat indah dari kutipan Film Habibie dan Ainun. Apa yang kamu pikirkan setelah menonton film tersebut?
Bahagia, terharu, iri, atau yang lainnya? Yang jelas, film Habibie Ainun memaparkan sebuah kisah cinta dua insan Tuhan yang bukan sekedar mencintai satu sama lain namun dua insan yang melebur menjadi satu dalam wujud cinta, perjuangan hidup, semangat, dan mimpi. Hal itu terwujud dalam kata-kata Habibie : “Saya dilahirkan untuk Ainun dan Ainun dilahirkan untuk saya”.

Sebuah kisah hidup yang sangat indah dengan kisah cinta sejati yang membuat semua orang yang menontonnya akan iri ingin merasakan kisah cinta seperti kisah cinta Habibie dan Ainun. Tidak hanya kisah cinta mereka, sikap saling menghargai dan menasihati diantara keduanya membuat kita juga bisa belajar bagaimana menghargai orang yang telah mendampingi kita selama ini bukan sekedar menjadi suami istri tetapi pendamping hidup, teman hidup.

Bagiku, menonton Film Habibie Ainun kembali memberikan motivasi bahwa semua sudah ditakdirkan dengan sebaik-baiknya untuk diri kita. Tanpa harus meminta lebih, Tuhan tahu apa yang semestinya kita dapatkan. Hanya, berusaha lah untuk mendapatkan apa yang semestinya kita dapatkan. 

Masalah cinta? Jangan takut. Sebaiknya kau kejar dulu mimpi-mimpimu itu karena Tuhan akan mengirim dia kepadamu pada waktu yang indah dan tepat.

Trust it ;D


Jumat, 26 Oktober 2012

19oktober2012

Ceritanya, belakangan ini gue lagi suka buat tulisan-tulis gitu, hm sucha graffitti maybe. Tapi bukan graffittti juga kali ya, tau deh apaan. Pokoknya semacam tulisan gitu. Dan di hari Jum'at yang terik, 19 Oktober 2012 saat tidak ada guru di kelas, gue mulai membuat tulisan2 itu. Dan taraaaaaa menghasilkan 2 karya/ Lets check this out :DD



Pertengahan Oktober 2012
Di hari Jumat yang terik
Saat barang yang kita sering gunakan, memberi inspirasi. Imajinasi muncul....

Sabtu, 20 Oktober 2012

Terima kasih untuk hari ini
Aku bisa meluapkan segala apa yang ingin ku teriakkan
Walau harus bernostalgia dengan masa laluku
Tapi itu lucu

Aku tidak sedih karena harus mengingat itu lagi
Aku malah jadi ingat dia
Tetap saja, itu lucu

Ternyata kisahku begitu rumit ya?

Pertengahan Oktober 2012
Saat otak harus bertempur, tapi aku masih bisa ingat tentang masa laluku

Puisi

Hello bloggeriest :)

Sebagai orang Indonesia seharusnya kita suka terhadap pelajaran Bahasa Indonesia. Karena dalam pelajaran Bahasa Indonesia, kita akan diajarkan tata cara menulis, membuat kata yang baik dan benar, dsbnya. Sayangnya, kebanyakan dari materi pelajaran Bahasa Indonesia malah gue gak suka-_-

Gak tau kenapa, males aja saat harus mencari ide pokok kalimat lah, gagasan pokok kalimat lah (itu bedanya apa?), belom lagi bacaannya panjang panjaaaaang. Terkadang bikin bingung pelajaran Bahasa Indonesia itu-,-"

Tapi, ada satu materi dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang gue suka, yaitu Puisi. Jadi minggu ini tuh, di Sekolah lagi ada tugas buat Puisi. Asik aja saat kita bisa berimajinasi lewat kata-kata dan menghasilkan sebuah kumpulan kata-kata hasil karya sendiri. 

Memang, gue belum mahir dalam merangkai kata-kata menjadi sebuah puisi. Tapi gue coba untuk bisa merangkai kata-kata. Setidaknya, gue sendiri bisa menikmati kata-kata yang gue buat :D
Berawal dari suka baca-baca puisi orang dan menganalisis isi puisi tersebut dan akhirnya sampai materi puisi ini di pelajaran Bahasa Indonesia, gue dituntut untuk bisa membuat puisi.

Berikut puisi hasil karya imajinasi gue, enjoooooooy :D
 
*
Berdiri tegak di atas cokelatnya bumi
Diterpa keringnya deru angin berseliweran
Disembur air bah deras musim hujan
Byuuur....byuur begitu bunyinya
Atau tik...tik...tik sesekali ku dengar seperti itu
Dijatuhi putihnya salju lembut nan dingin
Hujan, salju, dan kering ku lewati
Aku masih bisa kokoh layaknya Liberty
Mengancungkan satu jari menantang Amerika
Namun sendu datang
Hijauku luruhseperti maple yang berterbangan
Aku rapuh
Namun akarku tetap mengokohkanku

*
Di kala malam menyelimuti 
Aku bermimpi berdansa dengan Yurri Gagarin
Menerobos si Planet biru
Melewati Alpha Century
Wuzzz.....
Secepat kilat, ulang alik berlalu
Aku melihat sebuah titik kecil dari luar angkasa
Itu bumiku, Indonesia
Kata Pandji Pragiwaksono, "Bisakah kita optimis akan Indonesia?"

*
Aku ingin terbang bersama Aladdin
Berkelakar di atas karpet merah
Menembus cakrawala yang luas
Membunyikan suara gemuruh lonceng
Ting....ting....ting....ting.....
Ramai
Seperti ramainya di Tokyo Disneyland
Hanya itu yang ku inginkan
Ramai

Kamis, 04 Oktober 2012

Study Abroad, Will you?

Hello bloggeriest :)

Kalo ditanya, siapa yang mau study abroad? hayooo pasti kebanyakan dari kita pengen banget tuh yang namanya coba study abroad. Siapa juga yang gak mau study abroad. Pertanyaan yang retoris. Pertimbangan untuk study abroad itu banyak, salah satunya adalah pengalaman yang akan didapat selama berdomisili di negara destini, pengalaman belajar, pengalaman melewati musim-musim yang berbeda, dsbnya.

Begitu pun dengan gue. Gue adalah seorang anak SMA tingkat akhir yang sedang mempertimbangkan dan meraba masa depan. Mau dibawa kemana masa depan gue? Mau lanjut kemana? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang menyesaki otak. Berbagai tawaran tempat kuliah sudah banyak, Universitas ini lah itu lah. Dan tak jarang tanpa pikir panjang gue ikut weh, daftar weh Universitas yang lagi promo. Kesel juga sih bahkan banget sama diri sendiri. Gue masih terombang-ambing. Belum bisa nentuin dan prioritaskan apa yang memang seharusnya gue prioritaskan. Bukan sekedar ikut-ikuta teman! Memang terkadang labil-_-
I should be mature in my old now and can decide what I need not what I want.

Akhirnya pada suatu hari, ada sebuah Perusahaan penyalur siswa-siswa lulusan SMA yang ingin study abroad promo di kelas. Dengan keapikan promonya, siapa juga yang gak terlena dan pengen banget kuliah di luar negeri. Begitu pun dengan gue. Sebagai follow up promonya di kelas itu, kita harus beli tiket untuk seminar lebih lanjut mengenai study abroad. Tertarik? Bangeeeeeet. Tanpa pikir panjang, gue beli tiket itu dan blm ngomong sama orang tua dan minjem uang temen pula ckck-_- tuh kan lagi-lagi gue tuh labil. Poor me h,h

Di rumah, gue berbincang-bincang lagi dengan orang tua. Mama, keukeuh nolak untuk gue study abroad. Sedangkan Papa, samar-samar sih tapi kayaknya mendukung. Pertimbangan Mama tuh banyak banget : jauhlah, takut sakit-sakitan lah, biaya hidup mahal, takut jarang pulang ke Indonesia lah, banyak lah pokoknya.Dan saat itu gue yang masih kebawa emosi, dengan semangat mengebu-gebu mau coba study abroad mencoba untuk menangkal anggapan Mama dan membela diri bahwa gue bisa kuliah di luar negeri!

Tibalah hari gue ikut Seminar Kuliah di Luar Negeri. Seru sih seminarnya tapi effectnya biasa aja. Walaupun effectnya biasa aja, tapi tetep aja gue tetep mau kuliah ke luar negeri. Dan pada suatu hari entah kenapa gue berubah pikiran. Jadi, seorang teman sms gue nanyain kapan gue konsul selanjutnya untuk kuliah ke luar negeri itu.Gue balas : I've decided to stay in INA for College.

Hari-hari setelah Seminar itu merubah pikiran gue untuk gak kuliah di luar negeri dan tetap menetap di Indonesia. Kenapa begitu? Gue pun sempat bingung. Pokoknya gue berubah pikiran dan ingin tetap kuliah di Indonesia.Setelah gue pikirkan, ada benarnya juga perkataan Mama tempo hari. Banyak kendala yang harus dihadapi dan resiko yang harus siap ditanggung.Dan yang jelas, gue blm siap udah pisah jauuuuuh dari keluarga :')

Mungkin orang-orang yang kuliah di luar negeri selain mencari ilmu, pengalaman juga merupakan suatu kebanggan tersendiri bagi mereka dan itu juga membuat mereka bahagia. Bisa berkenalan dengan orang-orang dr ras yang berbeda-beda, culture yang berbeda, gaya pembelajaran yang berbeda, dan kualitas pendidikan yang lebih baik, dsbnya.

Dulu, Ketika emosi mengontrol diri gue, gue juga mikir gitu.

Tapi, lambat laun gue ngerti bahagia bukan karena gue bisa kuliah ke luar negeri dan dibanggakan banyak orang. Tapi bahagia adalah saat gue tetap bisa di Indonesia dan berdekatan dengan Mama, Papa, Abang, Yazid, dan keluarga gue yang lainnya. Nothing valueable except them ;")

Kenapa gue harus kalah dengan orang-orang yang kuliah di luar negeri? Gue bahkan bisa membangun bangsa ini bersama teman-teman yang lain dan tetap di Indonesia. Kalo ada yang bilang, biaya pendidikan di Indonesia itu mahal, pinter-pinternya aja kali nyari beasiswa! Show up your dedicated for INA!

Tapi balik lagi ke pilihan masing-masing. Dan ini pilihan gue untuk tetap di Indonesia. 

NB: Gue sangat ingin ke luar negeri ketika mendapatkan beasiswa melanjutkan studi S2/S3 ataupun pertukaran pelajar :DDD Semoga tercapai, Amin. My God always hears my willing.

Senin, 01 Oktober 2012

wake me up when September ends-

AKU INGIN

Aku ingin terbang sebebas merpati
Menembus cakrawala
Menyertakanmu dalam petualanganku

Aku ingin tunjukkan kepadamu
Betapa indahnya cakrwala bila diraih bersama
Tak ada yang lebih indah dari itu

Namun,
Aku pun ingin hujan turun deras, sederasnya
Menerpa jejak langkah yang terukir
Menghapus jejak langkahmu
Terasingkan, terbang, dan hilang

Mengapa yang ku inginkan begitu kontradiksi?
Entahlah,

Tuhan, tunjukkan secepatnya dimana kau seharusnya berada....

Sabtu, 08 September 2012

Mudik itu Seni

Hello bloggeriest :)

Kebanyakan orang Indonesia saat Idul Fitri akan tiba, melakukan mudik a.k.a pulang kampung. Mudik ini biasanya dilakukan oleh kaum urban. Sebenarnya dari mana kah asal usul mudik? Dalam pergaulan masyarakat Betawi terdapat kata "mudik" yang berlawanan dengan kata "milir". Bila mudik berarti pulang, maka milir berarti pergi.

Kata "milir" merupakan turunan dari "belilir" yang berarti: pergi ke Utara. Dulu, tempat usaha banyak berada di wilayah Utara - lihat sejarah Batavia dan Sunda Kelapa. Karena itulah kata "mudik" bermakna: Selatan. Sehubungan dengan kata ini, pendapat lain mengungkapkan bahwa kaum urban di Sunda Kelapa sudah ada sejak abad pertengahan. Orang-orang dari luar Jawa mencari nafkah ke tempat ini, menetap dan pulang kembali ke kampungnya saat hari raya Idul Fitri tiba. Karena itulah, kata "mudik" dalam istilah Betawi juga mengartikan "menuju udik" (pulang kampung). Selebihnya klik disini.

Gue dan keluarga adalah salah satu dari sekian banyaknya kaum urban yang datang ke Cikarang untuk mencari peruntungan disini. Berhubung kami berasal dari sebuah pulau yang kecil yaitu Pulau Bangka, kalo Idul Fitri, yang namanya mudik itun pilihan yang sulit. Kenapa? Soalnya banyak kendala, dari segi financial lah, jarak lah, waktu tempuh, sarana nya juga. Banyak yang harus dipertimbangkan. Bisa-bisa tuh mudik 5 tahun sekali! Kebayang, betapa gue sangat kangen dengan Pulau Kecil satu itu.

Tapi, Alhamdulillah Idul Fitri kemarin, kami bisa pulang kampung juga ke Bangka.What a great mercy \m/ dan kalian tau kita mudik naik apa? naik mobil! dan menghabiskan waktu selama 3hari. Tapi, itulah seninya :D
Buat, yang belum tau Pulau Bangka dimana, nih ada petanya dan rute perjalanan mudik gue kemarin
Gimana? great yaa._.hehehe. Tapi, serius, asiiiiiiiik bangeeeeeeeeet. Dari Jakarta-Merak-Bakauheni-Lampung-Palembang-Bangka.
Melewati Lampung dan Palembang, ngeliat "culture" wilayah tersebut yang beda satu sama lain. Ah, pokoknya asiiiik lah~

Saat kita udah sampai di Kampung, itu adalah puncak kebahagiaan. Ketemu Nenek, Bibi, Mak Cik, Pak Cik, Abang-Abang serta Ayuk-Ayuk di Bangka sana. Main ke Kolong (Sebutan untuk sungai kecil hasil tambang timah), ke Pantai. 5hari disana terasa kuraaang banget. Gue masih sangat ingin menghabiskan waktu disana. Beda banget sama suasana Cikarang. Entah kenapa, sampai saat ini gue masih kangen dan selalu ingin kembali ke Bangka.
Maybe later, I'll be there (y)

Hari ketiga di Bangka. @Pantai Matras. An Amazing Beach!

Saat di Pelabuhan Bangka, akan balik ke Cikarang. Tuh liat bawaan di bagasinya. gede banget._.

View of Matras Beach. Wanna go there? You must!

Nah ini nih yang namanya Kolong. Sebenernya, airnya jernih loh dan bagus. Asik buat nyuci haha

Hari pertama lebaran, ada fenomena apa gitu.

Saking lelahnya, sampe tidur di mobil haha.

I am in Matras Beach. Nice pict ;)

Kapal di Bakauheni

Welcome to Babel 2012 :)


 Gimana? Asik kan. Itulah seninya mudik naik mobil ke luar pulau Jawa. Buat yang belom pernah mudik keluar pulau Jawa, ayooo mudik dong atau jalan2 gitu naik kapal. Cobain deh, ketagihan palingan wkwkwk XD
 

Sabtu, 11 Agustus 2012

FILOSOFI TELUR, WORTEL, DAN KOPI




Hi bloggeriest :)

Filosopi mengenai telur, wortel, dam kopi ini gue dapatkan pada saat mentoring Rohis bersama kak Dwi. Lucu sih tapi ngena juga xixi

Telur adalah salah satu sumber protein yang memiliki kulit berwarna cokelat atau putih. Ukurannya juga bervariasi. 

Wortel adalah salah satu sayuran yang berwarna jingga dan kaya akan vitamin A

Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi.

Dari ketiganya, mana yang kalian pilih dan sukai? Sebelum memilih, lihat sedikit ulasan filosofi dari telur, wortel, dan kopi ini.

Telur, jika direbus yang tadinya berbentuk cair kental menjadi keras. 
Artinya, jika mental kita tadinya lemah lalu saat diberi masalah kita menjadi keras atau malah memberontak. Makanya, jangan lah menjadi telur yang malah menjadi keras kepala atau memberontak saat ada masalah. 

Wortel, jika direbus yang tadinya keras jadi lunak.
Artinya, jika kita yang tadinya teguh pendirian atau kuat saat diberi masalah malah menjadi lembek atau bermental tempe. Itu juga tidak baik. 

Kopi, jika ditambah dengan air panas akan menjadi minuman yang enak dan sedap wanginya.
Artinya, kalau kita diberi masalah kita tetap cair dalam arti tenang sehingga menghasilkan suatu keputusan yang baik (wangi yang sedap)

Jadi, mana yang alian pilih?



Yang Konstan itu Perubahan

Heraclitus bilang :
Perubahan adalah satu-satunya hal konstan di dunia ini. Everything changes
Dalam beberapa tahun ke depan, akan ada pusat perbelanjaan baru yang dibangun di tengah kota. Teman-teman sekelas kita akan meninggalkan kota ini untuk kuliah. Orang-orang datang dan pergi. Sesuatu yang dulunya begitu penting, mungkin nggak akan terlalu berharga di masa depan. Ironis, tapi itulah yang terjadi."

Begitu lah salah satu kutipan dari filosofi perubahan dalam novel Truth or Dare karya duet Winna Efendi dan Yoana Dianika.

Ya, sesuatu yang dulunya begitu penting, mungkin nggak akan terlalu penting di masa depan. Atau bahkan sebaliknya, sesuatu yang dulunya tidak begitu penting, mungkin akan menjadi sangat penting di masa depan. Its not Everything Changes but Nothing Impossible to Changes. At least, i get it. 

Memang benar, semua mungkin aja untuk berubah. Teman-teman SD kita yang dulunya kita kenal sebagai seorang yang pendiam, setelah bertemu saat reuni dia berubah menjadi orang yang sangat tidak kita kenal saat SD. Dia menjadi sangat hiperaktif. Lain lagi, kampung halaman kita yang dulunya sangat asri masih dipenuhi oleh pemandangn sawah, beberapa tahun kemudian sudah berubah menjadi kota metropolis yang ironi. Bahkan perubahan dapat terjadi terhadapa siapa aja, kapan saja, dan dimana saja menyergap tanpa peringatan. Tak terkecuali dengan diri kita sendiri.

Hidup bisa berubah 180 derajat
Setidaknya itu kesimpulan yang gue ambil saat jam pelajaran Bahasa Indonesia hari Jum'at lalu. Guru Bahasa Indonesia, Bu Ninik bercerita sedikit tentang perubahan yang mungkin saja terjadi pada setiap orang. Ceritanya kurang lebih seperti ini :
Dulu ada 2 murid yang duduk sebangku. Sebut saja murid A adalah anak orang kaya. Sedangkan murid B adalah anak orang tidak mampu. Murid B ini harus berganti seragam dengan adiknya sehingga dia selalu datang telat. Nah, murid A selalu membantu temannya itu. Sampai akhirnya mereka reuni. Tak disangka, murid B yang dulunya miskin bahakn harus berganti seragam dgn adiknya menjadi seorang wirausaha sedangkan murid A yang dulunya selelu membantu murid B hanya menjadi seorang tukang becak.

Hm, betapa semua dapat terjadi dan berubah kepada siapa saja. 

Begitupun dengan gue. Semua orang berharap selalu dapat berubah dari hal yang buruk menjadi hal baik. Namun, lagi lagi nasib dan diri kita sendiri yang menetukan. Mau dibawa kemana masa depan kita? Yang baik atau yang buruk?

Saat ini gue sedang duduk di bangku kelas 3 SMA. Suatu jenjang yang dibilang sudah matang dan sangat dewasa untuk dominan menentukan alur hidup kita sendiri. Kelas 3 SMA itu masa-masa nya galau. Bukan galau untuk hal yang aneh. Tapi galau untuk menentukan mau kuliah dimana, setelah itu mau jadi apa, mau masuk jurusan apa, dan sgala hal mengenai masa depan yang merisaukan.

Diantara banyak kerisauan itu, apapun dapat merubah keinginan dan mimpi kita dalam menggapai masa depan. Gak selamanya jalan mulus pasti ada tanjakan ataupun lubang yang mengganggu.
Bisa aja, dia dari kelas 1 SMA selalu mendapatkan ranking, menjadi kebanggaan guru2 dan teman2nya tapi sama sekali tidak diterima di PTN manapun atau bahkan sebaliknya yang dulunya tidak pernah disangka-sangka, malah dia diterima di PTN harapan banyak orang.

Banyak yang bilang itu hoki. Ya, bisa dibilang begitu. Tapi, semua ada hikmah dan alasannya mengapa setiap orang menerima yang berbeda-beda. Hokinya seseorang bukan hanya sekedar hoki, ada hikmah dan alasan mengapa Tuhan memberikan kemudah untuk dia. Itu yang harus dipahami.

Dari banyak wejangan dan kisah-kisah yang udah gue denger, gue banyak mendapat input yang berharga, yaitu :
  1. Apapun dapat terjadi terhadap diri kita baik buruk atau baik. Maka, bersiaplah untuk yang terburuk dan bersiaplah untuk menjdi yang terbaik
  2. Hidup bisa berubah 180 derajat. Itulah nasib. Namun nasib dapat kita ubah, tergantung bagaimana kita ingin mengubah nasib itu
Segala kerisauan di kelas 3 SMA sebenarnya hanya satu kuncinya. 
Banyak berdoa dan memohon pada Yang Kuasa. 

Klise? Memang tapi itu kuncinya. Karena saat kita memohon dan berdoa, Dia akan mendengar dan mengijabah doa kita. Kalaupun, tak kunjung dikabulkan, mungkin doa kita akan diganti dengan yang lain. Bila tak kunjung dikabulkan, suatu saat pasti akan dikabulkan.

Selamat berjuang dan jangn lupa berdoa. Semoga perubahn yang baik yang akan terjadi ;)

Senin, 25 Juni 2012

Berawal dari Gaje

Hi bloggeriest :)

Terkadang gak jelas aka gaje itu membawa kita pada satu makna yang tak kita sadari. Oh yaa? Pembuktiannya ada di satu cerita singkat postingan ini. check this out yeeeah :d

Belakangan ini, gue dan beberapa teman gue (mungkin) sering dibuat kesal dengan salah satu teman yang gaje. Entah pertanyaan dia ataupun pernyataannya dia yang kadang gue sendiri sulit untuk mencerna maksudnya apa. Hm, bisa dibilang bertele-tele dan gak to the point. Atau memang dia tipe orang yang memang berkomunikasi dengan cara seperti itu, who knows?

Dulu, kalo dia nanya dan gue jawab salah (menurut dia), gue kesel sendiri dan kadang gak mikirin lebih lanjut juga sih ehehe._.

Lama kelamaan sering ditanya tapi gue lupa mulu dan tetap salah, gue mulai mikir dan terbiasa dengan pertanyaan dia yang "gaje"

Contoh:

Gue mau pulang terus dia nanya, "Lu pulang?"
Gue jawab, "Iya"
"Lu pulang?" Tanya dia sekali lagi. "Gue Ais (Nama tidak disensor :d)" Kata dia sambil mengulurkan tangannya.
Saat itu gue cuma bisa nyelengos aja.

Lama-lama gue terbiasa dengan pertanyaannya yang "gaje" itu. Dan sekarang gue baru sadar, memang selama ini dia benar. Dia udah ngajarin gue berbahasa Indonesia yang tepat walaupun belum baik dan benar (y)

"Lu pulang?"
Jawaban 1 : "Iya" (Salah. Karena gue bukan pulang. Kalau mau jawab, bisa dijawab dengan "gue manusia" atau "gue Rizka". Atau kalau jawab "iya", seharusnya pertanyaan menjadi "Lu mau pulang?")
Jawaban 2 : "Gue manusia" (Tepat, tapi belum berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Yang baik dan benar adalah "Saya manusia atau "Nama saya Rizka")

Beberapa teman menganggap itu gaje. Begitupun dengan gue dulu, menganggap itu gaje. Tapi, gue sadar, dia secara tak langsung udah ngajarin cara mencerna pertanyaan yang baik dan menjawab pertanyaan dengan tepat.

Apa itu pembodohan?
Gak sama sekali. Itu malah jadi pembelajaran buat kita seberapa bisa atau seberapa kritis kita dalam menjawab sebuh pertanyaan yang sebenarnya gampang banget. Tapi, gak terbiasa aja dijawab dgn tepat.

Berawal dari gaje ternyata gue belajar hal baru yaitu belajar mencerna pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan tepat. Setidaknya gue belajar berbahasa Indonesia yang tepat XD

Apa itu masih bisa disebut gaje?
Atau sebuah pertanyaan kritis?

Entahlah. Yang terpenting dengan kita terbiasa menjawab dengan tepat walaupn cuma pertanyaan "Lu pulang?" tandanya kita udah maju satu lagkah dalam berpikir (y)

Berterimakasihlah  pada gaje yang lu miliki xixixi :p



Jumat, 22 Juni 2012

Noto-no-goro

Perbincangan gue dengan beberapa anak OSIS sore ini tiba-tiba dateng pertanyaan dari otak gue. Otak gue mentransfer sinyal itu sehingga pertanyaan gue spontan gue ajukan ke teman-teman gue

Eh gue bingung, 2014 gue mesti milih siapa Presidennya? 


Plos. Dengan gampangnya kata-kata itu keluar dari mulut gue. Entah kenapa gue bisa mikir tentang itu. Dan gilanya pertanyaan asbun itu masih gue pikirkan sampai sekarang dan jadilah postingan ini-_-


Tapi emang bener, gue bingung mesti milih siapa yang jadi the next SBY. Pemilu 2014 itu adalah Pemilu pertama dalam hidup gue. Pastinya dong euforia bukan main. Mungkin ada yang mikir, ikut nyoblos kok seneng banget. Yaiyalah, bagi gue ikut nyoblos itu salah satu kebanggan. Tandanya kita udah bisa berkontribusi dalam menentukan masa depan bangsa.

Tapi, gue bener bingung mesti milih siapa-_- bagi gue, kinerja SBY cukup memuaskan dan figur pemimpin ada di diri dia (Gak berarti gue pro SBY). Tapi, kinerja untuk dua periode ini cukup memuaskan. Dan setelah 2 periode ini, SBY gak boleh mencalonkan jadi Presiden lagi. Lantas gue harus milih siapa?

Ada baiknya dengarkan cerita teman gue sedikit ini....
Temen gue cerita. Menurut semacam ramalan Jawa Kuno, Presiden Indonesia itu ada dalam 1 rangkaian kata yaitu Notonogoro.

Lah kok Notonegoro?
Dia bilang...No ditujukan untuk Soekarno
To ditujukan untuk Soeharto.
Dan No ditujukan untuk Yodhoyono.

Kenapa Megawati, Gusdur dan Habibie nggak? Soalnya mereka menjabat hanya sebentar. Kurang lebih seperti itu penuturan dia.

Berarti kalau menurut ramalan Jawa Kuno itu, the next SBY adalah Go dan setelah itu Ro. Nah, adakah kandidat Presiden yang namanya ada Penggalan kata "Go" nya untuk 2014?

Gak ada-_- yah, namanya juga ramalan. Tapi, gue tunggu 2014. Apakah "Go" akan benar menjadi the next Presiden? Entahlah *kenapa gue bawa serius sih

Kesimpulan cerita temen gue : malah buat gue galau buat milih dan malah gak kasih pencerahan-_-Semoga seseorang dengan penggalan kata "Go" datang dan menjdi kandidiat Presiden haha-_- Lalu 5tahun kemudian Ro datang.

Benarlah ramalan itu. Tapi kalau udah bener, berarti Presiden Indonesia kedepan cuma ada 2 dong. Unlogic. Perkara masa depan tidak ada yang tau kecuali Alla SWt.

Untuk itu gue putuskan untuk tidak memikirkan Notonogoro.
Dan gue harus memilih siapa?

Pilih figur yang sesuai dengan hati nurani gue :p

Jadi?

Jadi, postingan ini gaje ._.v

Politic Time w/ Fun

Perbincangan sore ini di sela-sela CM dengan anak-anak OSIS (Puspa, Deppy, Meila, Eldha, Indra ( Bolak-balik karena mungkin bosen ngedenger 5orang sharing :D), dan Aufa (dateng telat tapi akhirnya nimbrung juga dan berhasil membelokkan topik, great fa).

Perbincangan sore ini asik banget. Perbincangan para anak SMA tentang Negaranya. Mengkritisi segala tetek bengek keburukan Negara ini dari kacamata masing-masing. Gue suka obrolan seperti ini. Gak berat, tetap ada bercanda dan tawanya tapi bobotnya juga ada. Yaa, setidaknya kita saling sharing pengetahuan apa yang kita punya.

Puspa bilang Politic Time. 
Ya, politic time with fun okey.

Memang sudah saatnya kita sebagai generasi penerus memikirkan hal seperti ini. Setidaknya kita masih memikirkan Indonesia akan seperti apa kedepannya.

Please, politic bukan cuma punya orang-orang yang duduk di kursi Senayan. Buka cuma punya orang-orang yang berdebat di tv-tv. Bukan cuma punya para mahasiswa.

Politik juga punya kita, anak SMA.
Puspa, Deppy, Eldha, Meila dan Gue punya opini masing-masing tentang Negara ini dan bagaimana cara memajukan Negara ini.

Deppy sebagai cowok yang ada di forum debat spontan ini lebih vocal. Dia banyak ngomong tentang keinginan dan opininya buat bangsa ini. Nasionalis sekali, yah maklum lah anak Paskib haha. Tapi, walaupun gue bukan anak Paskib, gue juga punya opini sendiri dong, gue juga bisa lah kalo ngomongin hal berbau nasionalis gini :D

Mendengar beberapa opini Deppy... Gue, Puspa, Eldha, dan Meila terkadang setuju dan terkadang juga gak setuju dan akhirnya kita debat kecil gitulah.

Kesimpulan dari sharing kita sore ini :
Kita, sebagai generasi muda jengah dengan segala problema bangsa ini -korupsi, penegakan hukum yang tidak tegas, diskriminasi pendidikan, dsbnya- Peran pemerintah yang tulus sangat diperlukan untuk membangun bangsa ini bersama generasi mudanya.

Today, we are able to speak like that
How about tomorrow... one year later.... two years later...and ten years later?
Are we brave to do great thing, answer our own dreams?




Sabtu, 16 Juni 2012

Jas Merah

Hi bloggeriest :)

Ada banyak pelajaran yang kita pelajari di bangku SMA ini. Gak tanggung-tanggung 17 pelajaran bahkan lebih! Dari semua pelajaran itu pelajaran manakah yang paling diprioritaskan? Kebanyakan akan menjawab excact.

Karena excact memang punya orientasi yang lebih besar untuk kedepannya, jadi gak heran kalo banyak yang menjawab seperti itu. Gue pun begitu. Gue suka Kimia dan Biologi.

Menurut gue, kimia itu pelajaran yang asik. Pelajaran yang menyeimbangkan antara otak kiri dan kanan. Otak kiri, kimia tuh pasti ngitung rumus. Intinya ada hitung-hitungannya. Kalo otak kanan, kimia tuh butuh hafalan. Asam lemah, Asam kuat, Reaksi yang dihasilkan seperti apa, nama kimia dari suatu unsur, dllnya. Itulah uniknya kimia.

Lain halnya dengan Biologi. Walaupun gue suka bio mulai dari kelas 2 SMA ini. Biologi itu bagi gue lebih guna dan dapat menunjang buat cita-cita gue. Dari suka, cinta, dan tekuni. Begitulah kira-kira, kalo kita udah suka, kita akan cinta, dan kita akan tekuni itu (hem, filosofis).

Gue baru ngeh akhir-akhir ini. Diantara Biologi dan Kimia ada Sejarah. Entah bagaimana, nilai Sejarah gue  bagus mulu (Alhamdulillaaaah. Tapi maaf, pamer nih jadinya :D) Temen-temen kelas gue pernah bilang "Rizka mah generasi tua, suka nya yang lama-lama". KIra-kira gitu lah, gue lupa XD.

Dulu, waktu gue denger kata-kata ledekan temen gue itu, gue diem aja sih tanpa ngambil hikmahnya. Dan sekarang gue baru kepikiran dan sampai akhirnya bisa posting ini.

Gak terbersit sedikit pun untuk memprioritaskan Sejarah bagi masa depan gue. Sejarah cuma buat belajar aja dan ibaratnya pelengkap. Dulu gue mikir gitu. Dan terkadang gue mikir "Ngapain sih belajar PKN, Sejarah. Toh gue kan IPA. Bebanin otak gue aja!"

Tapi, sekarang gue ngerti. Kenapa IPA tetap mesti belajar Sejarah?
Kalau kita cuma belajar excact aja, orang-orang pinter diluar sana bakal buta. Buta sama bangsanya sendiri! Gak tau bagaimana para pendahulu berjuang untuk merebut kemerdekaan dan sampai sekarang generasi mudanya merasakan kemerdekaan ini. Gak tau G30S/PKI itu apa. Gak tau hari-hari Nasional. Dan gak tau bagaimana menghargai bangsanya sendiri.

Itulah ironi terburuk. Lupa menghargai bangsanya sendiri!

Adanya sejarah buat mengingat dan mengambil pembelajaran dari masa lalu. Apa yang sudah terjadi dan itu positif, harus kita tingkatkan di masa depan. Kalau yang negatif, jangan sampai kita terulang dan jatuh di lubang yang sama.

Bagi gue sendiri, dengan belajar sejarah, banyak banget hal yang gue ketahui tentang masa lalu dan refleksinya untuk sekarang. Kalo ada orang yang nanya dan gue bisa jawab bahkan menceritakan kronologinya tentang Sejarah. Rasanya seneng banget. Setidaknya gue gak buta pengetahuan umum.

Ya, begitulah kesan gue terhadap pelajaran Sejarah. Memang gak jadi prioritas, tapi Sejarah itu penambah. Penambah pengetahuan gue.

So, Jas Merah
Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah
-Soekarno



Antara Timur, Tenggara, dan Barat (Nasional.is.me)



Hi bloggeriest :)

Sebelumnya maaf banget udah jaraaaaaang banget posting dan akhirnya gue bisa "produktif" lagi sekarang haha. hm, bukan karena krisis ide. sekali lagi bukan. ide? banyak banget malah berkeliaran di otak.
terus masalahnya apa? masalah klise. iya, klise.

mood.
Mood yang buruk emang petaka banget buat para penulis. seorang penulis yang baik tidak bisa bergantung pada mood dirinya. tapi dia yang mengatur mood itu sendiri. dan gue harus belajar dari hal itu (y)

Tapi gue buat pembelaan juga nih, gak cuma masalah mood. masalah waktu. belakangan ini gue sibuk. ulangan lah, kumpul OSIS lah, dan pembelaan yang lainnya :d

Sekian pembelaannya. itu cuma intermezzo aja. okey, next...

Antara Timur, Tenggara, dan Barat.
Jika disuruh memilih, akan pilih yang mana?

Timur..
Timut disini dimaknai sebagai hal yang identik dengan ketimuran. Budaya, negara, perilaku, dsbnya. Kalo menurut hemat dan pengertian gue, timur disini diartikan sbg negara yang ada di wilayah Timur. Asia Timur tepatnya. Seperti Korea, Jepang, China, dsbnya. Kenapa memilih Asia Timur? You know lah, apa yang sekarang menjadi trend saat ini (red: Korea)

Barat.
Kalo Timur diidentikkan dengan dengan negara yanga ada di Asia Timur. Berarti kalo barat? Yaps, negara-negara barat. Seperti Amerika, Inggris, Belanda, dsbnya.

Dan Tenggara.
Tenggara itu Indonesia dalam (konteks ini).

Kenapa gue mangambil tiga perumpamaan itu? Karena, yang lagi trend saat ini ya hal-hal tsb. Kekaguman seperti terbagi. Ada yang suka Korea, ada yang suka Barat. Ada yang gak suka Korea, ada yang gak suka Barat, dan ada yang netral. Lantas kalian yang mana?

Kalau disuruh memilih, antara Timur, Tenggara, atau Barat? Gue pilih Tenggara, Indonesia. Bukan berarti gue gak suka Korea ataupun Barat. Ada beberapa sisi yang gue suka, khususnya kebudayaannya.Gue suka drama korea, gue suka musik-musik barat yang nyelow.

Tapi gue lebih suka Indonesia. Gue suka musik pop jazz-nya Indonesia. Gue suka icon-icon yang menjadi kekayaan di Indonesia. Gue suka makanan tradisional Indonesia. Gue suka penduduknya yang ramah. Gue suka dan bangga menjadi bagian dari Indonesia!

Suka budaya lain, boleh. Tapi jangan sampai melupakan budaya sendiri. Kalau kita melupakan budaya bangsa, siapa lagi yang mau mengingatnya? Mengingatnya saja sulit apalagi melestarikannya?

Ayo generasi muda bersama kita mencintai bangsa kita. Lestarikan budayanya, bangun bangsanya!

"Jangan tanya apa yang negara sudah berikan kepadamu. Tapi, apa yang sudah kamu berikan kepada negara"