Rabu, 20 Februari 2013

Sepi

Terasa sepi, nyatanya ramai. Orang-orang tertawa, berbicara, musik mengalun keras, suara derap sepatu kesana kemari memperlihatkan kesibukan masing-masing. Saya duduk di pojok sana, menutup telinga dengan headset, bersandar pada dinding, dan mengeraskan volume musik yang saya dengar. Pura-pura mendengarkan, nyatanya saya tak tahu musik apa yang sedang saya dengarkan.

Pikiran saya terbang jauh, pergi entah kemana, belum kembali sampai saat itu. Rasanya saat itu, saya tidak mau banyak orang di dekat saya. Saya tak mau mereka berbincang apa yang tidak ingin saya dengar. Saya hanya mau sepi. Sendiri.

Saya ini begitu kontradiktif. Ya, saya akui. Saya menyukai organisasi, berbaur dengan orang banyak menyatukan visi mencapai tujuan, beropini. Tapi, terkadang saya tak ingin banyak orang di dekat saya dengan keadaan saya sedang tidak nyaman. Bilang saja, saya itu moody. Ya, memang. Sesuatu hal yang belum bisa saya ubah sampai sekarang. Moody.

Terkadang pemikiran idealis tak bisa berbaur dengan pergaulan sehari-hari dengan teman. Sulit untuk menggabungkannya. Bergaul ya bergaul, ngobrol hal yang menyenangkan bukan beropini. Saat beropini pasti akan berdebat, bukankah memang begitu? tapi, tetap saja itu gak "klop" di hati saya.

Yah, pada akhirnya saya memang terkadang bisa menjadi sangat introvert, seperti sekarang ini.Saya tau harus berlari kemana kalau sudah seperti ini. Berlari ke kamar, menyumpal telingan dengan headset, mengeraskan volume musik, dan berbaring. Lalu semua akan terasa lebih baik.

Senin, 18 Februari 2013

Teman Hidup (Memoir)

Hey bloggeriest :)

Hampir 18 tahun gue terlahirkan di dunia ini. Alhamdulillah sekali masih diberi waktu menuju 18 tahun untuk terus bernafas, merasakan indahnya dunia, dan bertemu dengan orang-orang hebat di hidup gue ini. 18 tahun, angka yang sudah cukup di bilang dewasa. Eh gak juga deng, 18 tahun itu malah masa transisi. Transisi dari labil menjadi tidak labil, dari suka ngegalau jadi ngurangin galau, dan transisi yang lainnya ;D Udah bisa dibilang dewasa belum ya kalo gitu? hehe-,-

Hampir 18 tahun hidup gue ini, hampir 12 tahun juga gue habiskan dan lewati di masa-masa sekolah. Dari TK, SD, SMP, SMA, dan sebentar lagi kuliah. Yeaaaaaaay \m/ Welcoming me UI ;DD

Okey, bahas dari TK dulu. Memori untuk TK gak begitu inget, ya karena emang pas TK baru 6 tahun jadi wajar aja kalo lupa lupa inget. Namanya TKIT Ulil Albab, lokasinya di Perum Regensi. Masuk Tk tahun 2000. Gak banyak teman yang gue inget di TK ini. Cuma Lani, Agi, Husni. Udah-_- Belakangan gue tau kalo temen sekelas gue namaya Kartika dulu juga satu TK sama gue hihi dunia emang sempit(lagi). Untuk mengingat memori tentang TK, foto berikut bisa menyegarkan ingatan gue. Hayoooo, where am I? Find me :D



Berlanjut ke masa SD. 6 tahun gue sekolah di SDIT Nurul Fajri. Bagi gue, masa SD itu masa yang paling unik, lucu, dan asik juga. Masa-masa yang gak terlupakan. Di SDIT Nurul Fajri itu gue dan teman-teman adalah angkatan ke-2. Jumlah siswa satu angkatan cuma sekitar 44 orang.Tapi, bisa dibilang pembentukan karakter gue dimulai di SD ini, disamping didalam keluarga. Di NF, gaya pembelajarannya asik. Guru-gurunya juga asik, udah kayak temen, gak ada kesenjangan. Selain itu juga, acara-acara SD juga keren-keren dan variatif kayak Mabit, Persami, Pesantren Ramadhan, dsbnya. Asik-asik pokoknya. Suasana kekeluargaannya juga erat. Gak heran, sampai sekarang kita masih suka reuni. Walaupun, pas reuni pasti semuanya jadi beda, temen-temennya jadi beda sifatnya, penampilannya. Dan kalo inget, cerita-cerita masa SD yang masih cupu, itu lucu-lucu banget .Hem, coba review dulu kelas berapa aja di SD---> 1A, 2A, 3B, 4B, 5A, 6B. Yeay, masih inget :D

Di Nurul Fajri ini, gue pasti punya sahabat. Namanya Prima dan Nadia. Sampai sekarang kita masih bersahabat walaupun gak berdekatan lagi. Dulu, kita tuh namain kita bertiga, Tiga Serangkai.


Nama lengkapnya Azizah Prima Ghanie. Biasa dipanggil Prima. Lahir 13 Maret 1996. Beda 1 tahun kurang 3 hari sama gue. Hm, opini tentang Prima: Dulu, pas SD, diantara gue dan Nadia, Prima itu ibaratnya orang penengah dan mungkin selalu dalam posisi serba salah. Saat gue dan Nadia berantem, pasti prima yang bingung mau berpihak ke siapa hehehe. Dia juga mandiri, hampir 6 tahun di Bogor dan berjauhan dgn orangtuanya, dia bisa jaga diri dan baik-baik aja. Selain itu juga, orangnya baik, care, cheerful, rame, seru lah pokoknya. Prima juga punya potensi yang besar dalam seni ;) dan yang terpenting, she still be my bestiest until now and forever. Thankyoooouuuuu prim ;)

Namanya Nadia Kurnia Pangastuti. Biasa dipanggil Nadia atau Nana. Nah ini dia, temen berantem masa SD hahaha, kalo Nana matanya yang sinis kalo gue, mukanya yang jutek. Jadi kita punya ciri khas masing-masing kalo lagi marahan wkwkw, tapi itu dulu loh ya. Nana berpotensi besar di bidang Sains, tapi unpredictable, pasa SMA dia malah ambil jurusan IPS karena emang dia mau menjadi seorang Psikolog, amin. Good decision, na :) Nana orangnya baik, pendengar yang baik, care, pokoknya baik ;D Setelah berpisah dari SMP sampai SMA, semoga kita dipertumukan di kampus impian yang sama, UI. Welcoming us, UI...........! Thankyouuuuu naaaaaaa:)

Ini sepenggal cerita tentang masa SD. Cerita ini belum bisa mewakili seluruh kenangan masa SD yang sangat-sangat banyak dan lucu. Tapi, semoga postingan ini bisa mewakili rasa terimah kasih untuk Prima dan Nana :)

Tunggu kisah selanjutnya.........Masa SMP ;)

Sabtu, 09 Februari 2013

Hanya Doa

Nama saya Rizka. Umur saya menuju 18 tahun. Ah, saya baru sadar ternyata sudah mau 18 tahun saja. Rasa-rasanya baru kemarin saya berumur 16 tahun. Baru kemarin saya lulus SMP, baru kemarin saya ikut UN, baru kemarin saya ikut MOS SMA, baru kemarin saya sibuk sibuknya di OSIS. Dan sekarang saya sudah sibuk bimbel, review-riview soal UN, ataupun konsulatsi dengan guru-guru, mondar mandir ke BK karena harus mengurus dan berkonsultasi mengenai PTN, galau menentukan PTN dan prodi, ikut Try Out dan 65 hari lagi UN menanti, 109 hari lagi pengumuman SNMPTN 2013.

Di bumi ini, saya hanya lah sebuah noktah kecil. Coba berjalan lebih jauh, keluar dari hunian saya, saya mungkin akan tersesat. Semua yang saya sudah lakukan dan saya punya tak berarti apa-apa.

Alhamdulillah, saya baru saja melalui masa-masa tergalau yang pertama. Insya Allah sudah diberi keyakinan untuk menentukan prodi dan PTN. Saya selalu berharap semoga PTN dan prodi yang saya pilih ini akan membawa saya pada PTN dan prodi impian saya. Membawa saya kepada kampus impian saya sejak lama. Amin.

109 hari lagi menunggu. Bukankah sangat lama? Apa lagi yang harus saya lakukan untuk membuat saya lulus di SNMPTN Undangan 2013 ini? Belajar mati-matian? sudah bukan waktunya untuk SNMPTN Undangan, karena semua nilai sudah diinput dan akan diseleksi. Saya sudah cukup puas dengan hasil belajar saya selama hampir 3 tahun ini, dan inilah saatnya saya menanti kerja keras saya selama  hampir 3 tahun ini terbalaskan dengan hasil yang terbaik dan memuaskan.

Lantas apa yang harus saya lakukan untuk 109 hari lagi? Tetap belajar mati-matian? Iya, saya akan belajar untuk UN dan SBMPTN. Namun sekali lagi, belajar mati-matian untuk sekarang ini, tidak akan merubah nilai yang sudah saya input SNMPTN Undangan. 

109 hari lagi menanti kebahagiaan dan kepastian. Saya rasa hanya satu kuncinya untuk membuat saya bisa lulus SNMPTN 2013 dan menjadi mahasiswa di kampus impian. Kuncinya adalah hanya doa. Klise? Mungkin untuk sebagian orang itu klise, tapi saya tau kekuataan doa itu ada. Apa lagi yang bisa merubah nasib saya? Hanya saya sendiri yaitu dengan berdoa dan Allah akan mendengar doa saya. Memohon itu harus terlebih lagi dalam situasi seperti ini. Hanya doa yang menguatkan saya, meyakinkan saya, dan membuat saya tentram. Semoga terkabulkan.

109 hari lagi menanti ditengah derasnya doa.